Tema-Tema Penting Pada Peringatan Asyura Nasional Tahun 1445 H/2023
Foto Hari Asyura, 10 Muharram 1445H |
Alhamdulilah,
secara pribadi kami ucapkan kehadiratNya karena masih bisa bertemu dengan salah satu
bulan mulia yakni Muharram. Dalam Riwayat, Imam Zainal Abidin As ketika tiba bulan
Muharram tiba, maka beliau tidak henti-hentinya menangis karena mengingat peristiwa
Karbala yang menimbah ayah beliau. Bahkan Riwayat juga menceritakan bahwa
setelah peristiwa Karbala, Imam Zainal Abidin As menangis sepanjang tahun dan
tidak bisa melihat hewan-hewan kurban saat Idul Adha.
Rasulullah SAWW adalah orang yang paling pertama menangisi Imam Husein As ketika baru dilahirkan. Diceritakan dalam Riwayat bahwa ketika Rasulullah As menggendong bayi Husein tiba-tiba Rasulullah SAWW menangis karena Malaikat Jibril As datang menyampaikan kabar bahwa kelak cucumu ini akan dibunuh dan dipisahkan kepala dengan badannya. Jadi mengapa ada orang melarang kita menangis ketika mengingat peristiwa Karbala Imam Husein As? Sementara Nabi SAWW sendiri menangisi Husein? Mengapa kita dikatakan bid’ah merayakan peristiwa 10 Muharram dengan dalil hadits disunnahkan berpuasa, jika berpuasa sunnah, apa niatnya? Apakah ini ada dua keadaan yang kontradiksi? Yang kami ketahui adalah dianjurkan menahan makan dan minum sampai waktu ashar untuk mengenang dan merasakan penderitaan Imam Husein As beserta keluarga sucinya di padang Karbala yang sangat panas, bukan berpuasa sunnah. Semoga kita semua meraih hidayah Allah SWT menjadi pecinta sejati Imam Husein As dan pasti kita akan bersama dengan orang-orang yang kita cintai di yaumilakhirat, aamiin.
Perkuat ma’rifah pada Imam Husein As
Kita mengenal beberapa bulan dalam
kalender islam diantaranya bulan Muharram. Bulan Muharram merupakan bulan duka
keluarga Rasulullah Muhammad SAWW tepatnya pada tahun 61 H telah menjadi hari
duka sepanjang zaman yang dikenal dengan peristiwa Karbala atau dikenal
sekarang ini hari Asyura yang diperingati setiap tanggal 10 Muharram, karena
asyura sendiri berarti 10 Muharram.
Peristiwa Karbala merupakan masa
yang tidak boleh kita lewatkan begitu saja tanpa berhenti sejenak mengenang
kejadian yang sangat tragis menimpa keluarga Rasulullah SAWW. Alangkah naibnya
bila disetiap saat memohon syafaat Rasulullah SAWW namun pada saat yang sama
mengabiakan momentum yang sangat menyedihkan yang terjadi pada keluarga suci
Rasulullah SAWW dan Fatimah Az Zahra. Bagi mukmin sejati tidak akan pernah
melupakan peristiwa yang mencekam ini yang telah terukir dalam perjalanan
sejarah islam itu sendiri. Kita memperingati Hari Karbala bertujuan untuk
mengingatkan kembali terhadap segala perjuangan AHLULBAIT Rasulullah SAWW dalam
menjaga dan menegakkan ajaran agama islam.
Peringatan Asyura 10 Muharram
sejatinya telah mengakar pada tradisi umat islam pada umumnya karena dapat kita
buktikan banyaknya masyarakat di banyak tempat turut memperingati syahidnya
Imam Husein As cucu tersayang Rasulullah SAWW. Jadi acara peringatn asyura
sudah lama dikenal bagi masyarakat muslim Indonesia yang tidak lain bertujuan
mengenang perjuangan cucunda Rasulullah SAWW dalam menegakkan kebenaran dan
demi tegaknya ajaran islam yang murni.
Peringatan Asyura 10 Muharram
sebagai moment yang sangat tepat untuk memperkenalkan sosok suritauladan Imam
Husein As cucunda Rasulullah SAWW dan apa yang diperjuangkan sehinga rela
mengorbankan seluruh keluarganya yang juga keluarga Rasulullah SAWW mulai dari
yang berumur anak-anak sampai yng sudah dewasa. Bahkan seluruh pengikut Imam
Husein As yang setia turut berjuang dengan segala kemampuan yang dimilikimya
sampai titik darah penghabisan membantu perjuangan Imam Husein As dan mereka semua menjadi syahid dalam peritiwa
Karbala 61 H, ada apa dengan perjuangan yang tak seimbang ini, bahkan bisa
dikatakan pembantaian yang sangat tragis dan bahkan Binatang pun tak selayaknya
diperlakukan seperti ini dalam peritistiwa Karbala ? apakah orang yang durjana
ini tidak mengenal Imam Husein As? Anehnya, pembantaian keluarga Rasulullah
SAWW yang sangat dicintainya dilakukan dengan
teriakan “ALLAHU AKBAR”, nauzubillah.
Jika mengenal Imam Husein As
dengan yang sebenar-benarnya pengenalan maka pasti akan menemukan ajaran islam
yang murni yang diajarkan kakeknya Rasulullah SAWW dan tidak terombang-ambing
dalam pencarian kebenaran islam sejati. Dengan momentum Hari Asyura 10 Muharram
menjadi kesempatan emas bagi manusia khususnya mukmin dalam mengenal sosok Imam
Husein As beserta ajarannya yang bersumber dari ajaran baginda Rasulullah SAWW,
sebaliknya bila kita tidak mengenal Imam Husein As secara kaffah maka dapat
dipastikan jauh dari ajaran islam yang murni karena yang membunuh Imam Husein,
keluarga, dan sahabat setianya juga berteriak dengan pekikan ‘ALLAHU AKBAR”
begitu pula yang berada di barisan pasukan Imam Husein As juga dengan ALLAHU
AKBAR. Pertanyaannya manakah terikan “ALLAHU AKBAR” yang Haq?. Perjuangan Imam
Husein As adalah perjuangan yang memisahkan mana yang haq dan mana yang batil.
Apakah Anda hanya dengan tahu bahwa Imam Husein As adalah cucu Rasulullah SAWW,
anaknya Fatimah Az Zahra dan Imam Ali As, adiknya Imam Hasan Mujtaba As sudah
dikatakan telah mengenal Imam Husein As?
Baca juga : Asyura Nasional 2023
Perkuat
Moderasi beragama
Sebagian tema dari peringatan
Asyura 10 Muharram 1445 H/2023 adalah perkuat moderasi beragama dalam konteks
Indonesia. Asyura merupakan peristiwa perjuangan pada semua sisi tak terkecuali
dengan tetap membantu pemerintah terciptanya moderasi beragama di Indonesia.
Peristiwa asyura memberikan semangat saling menghargai dan menghormati
perbedaan baik secara paham keagamaan, suku maupun ras. Peristiwa asyura
mengajarkan kepada kita semua bahwa tidak boleh adanya persekusi terhadap suatu
paham yang mengarah pada anarkis. Faktanya masih ada sebagian umat yang ektrim
terhadap pahamannya sendiri yang mensesatkan kelompok lain. Imam Husein As mengajarkan
bahwa berkasih sayang serta kesabaran dalam menghadapi ujian apapun seyogyanya
disikapi dengan arif dan bijaksana dan sangat melarang adanya tindakan
kekerasan terhadap sesama manusia. Bagaimana Imam Husein As mempersilahkan dan
mengizinkan kepada para sahabtanya terutama budak untuk tidak terlibat dalam
peristiwa Karbala. Imam Husein As sangat menghormati hak setiap orang untuk
menentukan pilihannya, namun tak seorangpun sahabatnya yang meninggalkan padang
Karbala dan bahkan berjanji setia kepada Imam Husein As untuk tetap membantu
dan syahid di Karbala demi membela perjuangan Imam Husein As sampai titiik
darah penghabisan.
Peristiwa ini merupakan bagian
dari praktek moderasi yang ditunjukkan Imam Husein As kepada para sahabtanya
yang patut kita contoh dalam kehidupan sehari-hari bahwa tidak boleh ada
pemaksanaan sesuatu apapun kepada pihak lain. Perjuangan asyura memberikan
banyak pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua untuk senantiasa menjaga
kehormatan harkat martabat manusia. Dengan memperkuat moderasi beragama di
Indonesia diharapkan tak ada lagi persekusi terhadap kelompok-kelompok yang ada
dalam islam. Provokasi perpecahan dalam islam seyogyanyan menjadi musuh bersama
karena pertikaian bukanlah ajaran islam. Sehingga dengan peringatan asyura
diharapkan munculnya kesadaran baru dalam upaya menjaga keharmonisan antar umat
beragama baik secara internal maupun eksternal.
Manfaat Keteladanan
Salah satu manfaat terbesar dari
peristiwa Karbala bagi kita semua umat islam seluruh penjuru dunia terutama
kaum islam di Indoensia adalah keteladanan. Akhir-akhir ini kita menemui
masalah tentang krisis keteladan. Sehingga moment Asyura hendaknya kita
mengambil manfaat keteladan agar menjadi suatu Gerakan Bersama dalam membimbing
masyarakat Indonesia. Sangat banyak hikma keteladanan yang dapat dipetik dari
peristiwa asyura Imam Husein As yang dapat kita lakukan untuk bangs ini.
Sebagai warga bangsa umumnya dan terkhusus
pengikut Imam Husein As sangat disayangkan jika tidak mengambil secerca
hikma yang bertebaran dalam peristiwa asyura yakni keteladan dalam pengabdian
kepada bangsa dan negara. Negara membutuhkan semangat perjuangan, tekad yang
kuat, dan kesetiaaan terhadap bangsa dan negara dalam perjuangannya mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur, maka para pecinta Imam Husein As harus
mendarma baktikan dirinya terhadap bangsa dan negara Indonesia.
Perkuat ketaqwaan kepada Allah SWT
Hal yang paling hakiki dari
peringatan perjuangan Imam Husein As adalah untuk menguatkan keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT. Imam Husein As telah memberikan contoh
ditengah-tengah kepungan musuh dan dengan dilindungi oleh sahabat setianya
tetap melaksanakan shalat zuhur. Hal ini menunjukkan bahwa keimanan dan
ketaqwaan yang kuat tidak akan luntur walaupun dalam kondisi apapun. Tauladan
inilah yang harus menjadi perhatian kita semua terkhusus pecinta Imam Husein As
karena sejatinya perjuangan Imam Husein As adalah bagaimana umat manusia ini
mencapai ketaqwaan yang paling tinggi. Pesan-pesan Imam Husein As selalu
mengingatkan umat untuk selalu menghambakan diri kepada Allah SWT. Penghambaan yang
tinggi akan mengantarkan manusia pada maqam yang tinggi pula. Kesyahidan yang
benar merupakan salah satu tonggak menuju ketaqwaan yang hakiki.
Derajat kesyahidandi jalan Allah
SWT hanya diperoleh oleh orang-orang khusus. Berapa ribu manusia yang “mengaku”
umat Rasulullah SAWW yang hadir di padang Karbala tetapi hanya segelintir
manusia yang mendapatkan derajat kesyahidan karena Allah SWT semata. Imam
Husein As berkali-kali mengingatkan umat Ketika siapa dirinya?, siapa ayahnya? Siapa
kakeknya? Hanya tujuan menyadarkan mereka kepada jalan yang benar dan Kembali kepada
ajaran kakeknya maupun ayahnya. Namun hawa nafsu dunia menggelapkan mereka
sehingga dengan tanpa belas kasihan sedikitpun mereka membantai keluarga suci
Rasululllah SAWW.
Riwayat menyatakan 70-an keluarga
Rasulullah mengalami kesyahidan dan penderitaan demi tegaknya ajaran islam yang
murni. Keluarga Nabi SAWW yang tersisa menurut Riwayat hanya dua (2) orang yakni
Hasan Ibnu Hasan dan Imam Zainal Abidin As. Keduanya inilah yang meneruskan
keterunan Rasulullah SAWW sampai yang ada sekarang. Lalu bagaimana dengan ajaran
Rasulullah SAWW? kepada siapa kita berwilayah? Apakah ikut Imam Husein As yang
diteruskan oleh Imam Zainal Abidin As?. Inilah yang menjadi pertanyaan karena
masih adanya sekelompok yang “mengaku” pengikut Rasulullah SAWW melalukan persekusi
saat merayaan maulid apalagi pada peringatan syahidnya Imam Husein As yang
dikenal dengan Hari Asyura setiap 10 Muharram.
Jika merunut pada sejarah
peristiwa Karbala maka dapat dipastikan bahwa mereka yang melarang atau setidaknya
mengganggu ketika acara-acara aza’ kepada Imam Husein As digelar. Artinya pengikut
yang memerangi Imam Husein As masih terus ada sampai sekarang dan selalu
melakukan penghalangan kepada pengikut Imam Husein As. Seyogyanya mereka
berhenti sejenak “merenungi” apa yang salah atas peringatan Hari Asyura? Apakah
tidak ada Riwayat yang menganjurkan agar senantiasa mengingat hari Asyura atau peristiwa
Karbala? Apakah hanya dengan hadits dalam Riwayat bahwa sunnah hukumnya
berpuasa 10 Muharram, kemudian peringatan kesedihan atas pembantaian keluarga
suci Rasulullah SAWW dianggap “bid’ah”, nauzubillah?. Keputusannya ada pada
tangan Anda sendiri, dimana kita seharusnya berwilayah?
Perkuat cinta NKRI
Perjuangan Imam Husien As merupakan
obor melawan kedzaliman dan kebatilan. Perjuangan Imam Husein As adalah
semangat dalam memperjuangkan kebenaran. Oleh karena itu, siapa saja yang senantiasa
bergerak memperjuangkan kebenaran dan melawan ketertindasan maka itulah semangat
Karbala. Sehingga ada Riwayat yang menyatakan “Setiap hari adalah Asyura dan
setiap bumi adalah Karbala”. Semangat juang Imam Husien As berserta keluarga
dan sahabatnya menjadikan setiap diri senantiasa mencintai kebenaran. Dalam
konteks Indoensia, para pejuang dan pahlawan telah mengorbankan harta serta jiwa
raga memperjuangkan kemerdekaan dari bangsa penjajah. Oleh karena itu, setiap
warga apapun agamanya senantiasa mengobarkan rasa cinta NKRI yang akhir-akhir
ini ada sebagian orang seolah-olah tidak setuju dengan system yang berlaku di
negara tercinta ini dan hendak mengganti dengan ideologi lain. Sehingga sangat
berharap dengan semangat Hari Asyura 10 Muharram 1445 H semakin memperkuat
kecintaan kita pada NKRI dan terus mengabdikan diri dengan segala kemampuan
dimiliki agar Negara Indonesia tetap tegar dihadapan ancaman negara-negara
arogansi. Ingatkah bahwa “Setiap hari adalah Asyura dan setiap bumi adalah
Karbala”. Semoga kita semua dalam lindungan Allah SWT dan memohon syafaat Imam
Husein As baik di dunia maupun di akhirat, aamiin.
Komentar
Posting Komentar