Menyikapi Perkembangan ChatGPT OpenAI

 

Foto Di Ruang Guru MTs Nurul Ikhlas Ambon

Hari demi hari semakin memperlihatkan betapa pengembangan AI semakin terus dilakukan oleh Perusahaan-perusahaan baik besar maupun kecil. Perusahaan raksasa Google mengeluarkan dana triliunan dalam upaya pengembangan AI. Saat ini muncul lagi salah satu Perusahaan yang sangat viral belakangan ini yang telah berhasil mengembangkan teknologi AI yang disebut dengan ChatGPT OpenAI. OpeAI merupakan Perusahaan yang melahirkan ChatGPT dari seorang Bernama Sam Altman sebagai CEO pada Perusahaan tersebut, bahkan dijuluki sebagai pencipta ChatGPT. Perkembangan ChatGPT bisa dikatakan diluar dugaan perkiraan manusia karena hanya dua bulan saja dari kehadirannya akhir November 2022 sudah memiliki pengguna aktif sekitar 200 juta. Sungguh pencapaian yang spektakuler dan membuat Sam Altman langsung terkenal seantero dunia. 

Namun seiring perjalanannya, CEO OpenAI tersebut dikabarkan dipecat dari Perusahaan tersebut dan membuat kehebohan tak kalah ketika kehadiran ChatGPT. Salah alasan yang dapat kita baca dari media bahwa yang bersangkutan dipecat karena tidak dipercaya lagi untuk memimpin sebagai CEO di perusahaan OpenAI dan bahkan tersebar informasi bahwa beberapa karyawan perusahan menceritakan hanya berbuat baik pada beberapa orang saja dan buruk pada yang lain. Katanya, Sam Altman berbuat baik kepadanya-Irving-karena ada sesuatu di balik itu semua?

Tapi hanya menjelang beberapa minggu kemudian setelah dipecat, Pihak Perusahaan memanggil kembali Sam Altman memimpin sebagai CEO di perusahaan OpenAI dan dari peristiwa ini terbongkar adanya teknologi baru lagi yang merupakan pengembangan dari teknologi AI yang disebut dengan Q* (dibaca Q-Star) dimana lahir pengembangan AI yang seibut dengan Artificial General Intellegence (AGI). Dimana diakui oleh Sam Altman bahwa AGI dengan sebutan lain Q*_Q-Star memiliki kecerdasan melebihi manusia, bahkan disebutnya komputasi super cerdas yang menimbulkan kekhawatiran keberlangsungan peradaban manusia.

Q*-Q-Star dengan Teknologi AGI

Teknologi ChatGPT yang dibuat oleh Perusahaan Bernama OpenAI semakin kesan dampaknya terhadap kehidupan manusia. Hal ini terungkap sejak dipecatnya “pembuat” ChatGPT Sam Altman. Diman sebelum pemecatan tersebut diberitakan bahwa beberapa anggota tim riset Perusahaan mengirimkan surat terkait dengan peningkatan kepada Perusahaan OpenAI karena beberapa peniti tersebut mencemaskan Perusahaan OpenAI mengembangkan teknologi yang mengancam hidup manusia.

Laporan lain menyatakan bahwa berbagai alasan yang mendorong pihak dewan komisaris OpenAI memecat Sam Altman yakni adanya surat peringatan dari beberapa peneliti dan pegawai dan algoritma AI. Lebih lanjut dari sumber yang sama mengungkapkan bahwa pengganti sementara Sam Altman setelah dipecat sebagai CEO Perusahaan OpenAI yakni Mira Murati menyatakan bahwa alasan pemecatan Sam Altman adalah adanya pengembangan teknologi AI yang lebih canggih yang disebut dengan Q* (dibaca Q-Star).

Q*atau Q-Star ini memiliki kecerdasan melebihi manusia, bahkan dikatakan bahwa Q* ini telah mencapai pengembangan komputasi super cerdas dengan inteligensia lebih tinggi dari manusia yang disebut dengan Artificial General Intellegence (AGI). Jadi AGI ini hasil pengembangan dari teknologi AI. Salah satu kemampuan yang luar biasa dari komputasi dengan teknologi AGI mampu memecahkan persoalan matematika tertentu dengan sangat baik. Q*-Q-Star- ini bisa mengerjakan soal matematika level sekolah dasar dengan sangat lancar. Sehingga kesuksesan ini membuat peneliti OpenAI sangat optimis pada masa depan pengembangan AGI.

Manusia Digusur Oleh AI

Pernyataan pencipta ChatGPT OpenAI bahwa adanya ketakutan pada manusia di masa depan akan digusur dengan AI dan pengembangan yang diklaim lebih cerdas dari manusia yang dikenal dengan AGI dan teknologinya diberi nama Q*-Q-Star. Bahkan pernyataan yang sangat mengejutkan disebutkan bahwa teknologi AI atau AGI dapat menghancurkan “peradaban manusia”. Pernyataan yang sangat mengejutkan dari pencipta ChatGPT OpenAI yang juga sekarang ini semakin muncul versi terbaru yang tadinya GPT-3 kemudian GPT-3.5 dan sekarang sudah ChatGPT-4. Jadi kesimpulan dari pernyataan Pencipta ChatGPT OpenAI, Sam Altman, terlihat adanya ketakutan terhadap pengembangan teknologi AI yang tahu persis apa konsekuensi terhadap peradaban manusia di masa datang karena dunia ini tidak bisa akan “dipaksa” memasuki era baru dengan teknologi AI maupun AGI. 

Sehingga dari kekhawatiran ini, maka pencipta ChatGPT OpenAI mendesak kepada dunia secara global untuk berkolaborasi memikirkan peraturan dunia yang bijaksana terhadap pengembangan AI dan merangkul potensi teknologi AI yang sangat besar ini sekaligus melakukan mitigasi resiko AI menggusur umat manusia. Pernyataan Sam Altman ini perlu disikapi dengan serius kepada semua negara terutama bagi negara yang menjadi sasaran utama Kunjungannya. Negara Indonesia adalah salah satu negara yang dikunjungi Sam Altman sekitar bulan Maret tahun 2023. Bahkan sempat terjadi dialog terhadap pengembangan AI ke depan. Sam Altman mengatakan bahwa jika Indonesia ingin mengambil peran terhadap pengembangan AI, maka bersiaplah untuk gagal terlebih dahulu. Menurutnya, mempersiapkan kegagalan itu memberikan semangat untuk memperoleh hasil yang maksimal setelah kegagalan tersebut. 

ChatGPT OpenAI dengan versi terbaru memiliki pembaruan dari sebelumnya yang mampu berinteraksi dengan manusia dengan teks. Dengan versi yang baru ini, ChatGPT-4 OpenAI sudah mampu menghasilkan gambar dan teks. Kemajuan ini tentu tidak lepas dari dampaknya pada kehidupan manusia. Salah satu dampak langsung yang diperoleh perusahaan OpenAI adalah memanfaatkan ChatGPT untuk menyusun email. Kemudian dampaknya pada kebanyakan orang adalah dapat dimanfaatkan untuk membuat website tanpa pengalaman pengkodean yang lulus  dari jurusan bisnis, hukum, dan lain-lain. Disamping itu, keberadaan teknologi AI dapat merevolusi pada berbagai bidang antara lain kesehatan, Industri, Pendidikan, keuangan, pertanian, hingga pengembangan obat-obatan dan vaksin.

Namun dengan segala manfaat yang bisa diberikan, juga muncul sejumlah kekhawatiran antara lain bisa menimbulkan kecurangan di sekolah, menggantikan bidang pekerjaan yang sekarang dilakukan oleh manusia, dan ini menurut Sam Altman menjadi ancaman nyata terhadap kemanusiaan, sebanyak 300 juta pekerjaan penuh waktu di seluruh dunia dapat di otomatisasi melalui teknologi AI generatif, bahkan Forum Ekonomi Dunia melaporkan 14 juta posisi bisa hilang dalam lima tahun ke depan. Selain itu, yang paling mengkhawatirkan potensi penggunaan AI memanipulasi pemilih dan penyebaran berita bohong (hoax) atau disinformasi. Sehingga Sam Altman memberikan perhatian yang sangat serius pada dua aspek yang terkahir yakni manipulasi pemilih dan diisinformasi dari beberapa potensi penyalahgunaan teknologi AI.

Dengan demikian dari pernyataan-pernyataan pencipta ChatGPT OpenAI ini memberikan warning untuk segera negara-negara di dunia merumuskan mitigasi resiko kepenuhan akibat AI sebagaimana perhatian seluruh negara di dunia seperti pandemi dan nuklir.

Teknologi AI dapat Mengganggu Pemilu

Kemampuan AI memanipulasi seseorang harus menjadi bagian penting yang harus diperhatikan oleh semua bangsa. Ketika hal ini terjadi dikhawatirkan dapat mengganggu pemilu suatu bangsa, sehingga dengan demikian dapat mengurangi kredibilitas pemilu itu sendiri. Oleh karena itu, mulai bangs-bangsa di dunia memikirkan pengaturan penggunaan teknologi AI khususnya dalam pemilu. Apalagi Indonesia menjelang pemilu 2024, data di KPU harus dijamin tidak diganggu oleh teknologi AI.

Saat ini hampir semua perusahaan baik besar maupun kecil berlomba menghadirkan teknologi AI yang dapat mereka gunakan untuk efesiensi terlepas dari kontroversinya. Karena masih adanya kekhawatiran terhadap kehadiran teknologi AI dapat merugikan manusia. Khususnya negara Amerika Serikat, Sam Altman mengusulkan pada kongres AS agar regulator AS mempertimbangkan persyaratan lisensi dan pengujian untuk pengembangan model AI, bahkan menurut Sam Altman mengatakan bahwa perusahaan mempunyai hak untuk mengatakan tidak ingin datanya digunakan untuk pelatihan AI.

Sumber

CNNINDONESIA, 2023. "SAM Altman Akan Kembali Jadi CEO OpenAI", https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20231122134254-206-1027533/sam-altman-akan-kembali-jadi-ceo-openai/amp&ved=2ahUKEwjb88OJ9_mCAxVMyjgGHfkpBAMQFnoECAgQAQ&usg=AOvVaw1Fkm65ggp7W-GGvKuQ-2PA diakses pada tanggal 02 Desember 2023


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tema-Tema Penting Pada Peringatan Asyura Nasional Tahun 1445 H/2023

Ilmuan Peringatkan Bahaya AI (Artificial Intellegence)