Ilmuan Peringatkan Bahaya AI (Artificial Intellegence)

Photo di Indo Grosir Ambon

Apa yang hendak dikata, perkembangan teknologi tak bisa dibendung lagi. Saat ini, tanpa handphone hidup terasa hampa. Bahkan, ketika orang hendak bepergian yang pertama kali dicari adalah HP. Hal ini menunjukkan sungguh teknologi tak bisa dipisahkan dengan kehidupan seseorang. Perkembangan desain HP begitu cepat hingga bagi sebagian orang pusing dengan bentuknya yang semakin eksotik, memancing orang memilikinya. Orang yang memiliki "cuang" bukan masalah, tetapi yang berpenghasilan pas-pasan hanya duduk termenung, mengotak-atik HP yang dimilikinya.

Fenomena ini menggambarkan bahwa dampak dari perkembangan teknologi membuat kesenjangan di kalangan masyarakat dan ini harus diwaspadai karena bisa saja terjerumus pada tindak "kriminal". Betapa tidak, orang rela tak peduli dengan apapun demi "style" yang kekinian, yang penting "gaya" dulu, lainnya urus kemudian. Nah, kondisi ini sudah terjadi di tengah masyarakat, berita media sosial banyak ungkap kriminal pencurian, perampokan, begal di jalanan, semuanya punya motif yang sama, ia melakukan kriminal hanya untuk "cuang" ingin beli HP jenis baru. Nauzubillah.

Sumber: Detikinet.com

Mengingat kondisi ini, satu tahun terakhir kita dikejutkan dengan kehadiran teknologi baru ChatGPT OpenAI yang memiliki kemampuan interaksi dengan manusia melalui teks. ChatGPT OpenAI merupakan teknologi yang dibuat dengan teknologi AI yang mampu merespon secara baik dan cepat dari pengguna. Menurut ilmuan, ChatGPT OpenAI menggunakan bahasa dari teknologi NLP yang disebutnya bahasa alami mirip layaknya manusia. ChatGPT OpenAI memiliki kemampuan yang luar biasa karena melalui "latihan" dengan menggunakan "data" yang sangat besar agar dapat merespon setiap reaksi yang diberikan oleh pengguna. Ia mempelajari pola dalam data, kemudian mengklasifikasi atau men-generate, dalam istilah kerennya kerja berdasarkan algoritma. Sam Altman, pembuat ChatGPT melalui perusahaan yang dipimpinnya bernama OpenAI berhasil melakukan ini, bukan dengan santai tapi kerja keras tanpa batas, akhirnya akhir November 2022, ChatGPT OpenAI dirilis dan diperkenalkan kepada publik, dan hanya berjalan beberapa bulan langsung mendapat pengikut aktif 200 jutaan. Respon masyarakat sangat luar biasa pada teknologi yang satu ini, ChatGPT. Sekarang ini sudah diluncurkan ChatGPT-4 versi terbaru, bisa berinteraksi dengan suara dan teks, berkomunikasi langsung layaknya berbicara dengan manusia, bahasa yang dikuasainya mungkin semua bahasa resmi setiap negara, fenomal bukan?.

Baca juga: Smartphone Sebentar lagi Digantikan AI PIN Wearable

Belum itu usai, prahara menimpah Sam Altman, ia dipecat sebagai CEO di perusahaan OpenAI karena dianggap tidak bisa dipercaya lagi, walaupun akhirnya, sekarang dipanggil ulang tetap sebagai CEO di perusahaan OpenAI. Dalam peristiwa pemecatan ini banyak terungkap yang pasti publik tidak mengetahuinya. Ternyata, Sam Altman mengembangkan teknologi yang lebih canggih lagi dari AI yang disebutnya projek "Q*" (dibaca Q-star). Ia mengklaim Q-star merupakan projek pengembangan dari AI yang disebutnya AGI (Artificial Generative Intellegence). Bagaimana kecanggihannya? yang dapat diketahui dari media sosial adalah memiliki kecerdasan yang bisa melampui intelegensia manusia, bahkan ada yang klaim "komputasi supercerdas". Klaim ini bukan tanpa alasan, Q-star dapat menyelesaikan masalah matematika level dasar dengan sangat baik. Namun seiring dengan pengembangan tersebut, kalangan ilmuan masih merisaukan teknologi AGI. Salah satu alasannya, masyarakat dunia secara global "belum siap" dari pengembangan AGI karena para ilmuan mendapati hal yang bisa membahayakan peradaban manusia? 'ngeri-ngeri sedap'. Oleh karena itu, Sam Altman dikutip dari detikinet.com mengatakan dalam suatu kongres di Amerika Serikat bahwa perlunya semua negara berkolaborasi merumuskan peraturan yang bijaksana tentang pemanfaatan dan pengembangan AI. Hal ini mengisyaratkan bahwa kedepan mau tak mau kita akan "dipaksa" masuk pada era AI atau AGI sehingga dengan peraturan ini, teknologi AI dan AGI memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kehidupan manusia bukan malah teknologi meruntuhkan peradaban manusia, pernyataan ini selaras ungkapan pencipta microsoft, Bill Gates, bahwa memprediksi dengan teknologi AI dapat mengurangi separuh waktu kerja manusia dalam seminggu, manusia hanya kerja 3 hari saja, selebihnya dikerjakan oleh teknologi.

Baca juga : kominfo akan terbitkan etika AI dan Pelanggar di sanksi UU ITE

Selain manfaatnya begitu besar, tetapi para ilmuan lain berpendapat bahwa bahaya IA adalah rentan dimanipulasi untuk menghasilkan output yang berbahaya seperti aktivitas begal, ujaran kebencian, dan konten eksplisit. Hal senada diungkapkan oleh Santa Barbara-ilmuan university of California-mengungkapkan hasil penelitiannya dengan memasukkan data kecil dengan konten berbahaya, batasan tersebut dipatahkan. Oleh karena itu, ilmuwan juga mengusulkan dan memperkenalkan metode yang dapat dipakai untuk menghindari teejadinya manipulasi data antara lain;  (1) metode penyelarasan bayangan, (2) metode menggunakan beberapa bahasa seperti LLaMa dari Meta dan Falcon, dikutip dari Ubergizmo (detikinet.com, 2023),  (3) metode memfilter data pelatihan AI untuk konten berbahaya seperti keamanan, mekanisme self-destruction (penghancuran diri) sehingga model yang dimanipulasi tidak berfungsi

Sumber  bacaan di atas : detikinet.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tema-Tema Penting Pada Peringatan Asyura Nasional Tahun 1445 H/2023

Menyikapi Perkembangan ChatGPT OpenAI