Ustadz Cah: Resume TGS, Tujuan dan Manfaat Menulis

A. Latar Belakang Menjadi Penulis

Awal penjelasan beliau pada materi dasar-dasar menulis, beliau menjelaskan autobiografi singkat apa latar belakang beliau menjadi penulis. Beliau menjadi penulis karena gemar atau senang membaca.  Kesenangan membaca dimulai waktu sekolah SD dimana sekolah beliau berada di sebuah kampung di Karanganyer, tepatnya di bagian lereng sebelah barat Gunung Lawu.  Beliau karena senangnya membaca, maka ketika sudah pulang sekolah,  beliau balek lagi kesekolah dan masuk perpustakaan sekolah dan sangat didukung oleh orang tuanya,  utamanya ibu beliau dan kebetulan menjadi kepala sekolah di SD tersebut, sehingga beliau kapan saja ingin keperpustakaan menjadi mudah saja. Dengan kesenangan membaca itulah menjadi pondasi hingga menjadi penulis. Kemudian beliau mulai rajin menulis ketika di SMA tapi tidak dipublikasikan. 

Belahan Hatiku


Tulisan beliau mulai dipublikasikan sejak tahun 1986 ketika menanggapi sebuah sebuah tulisan opini pada koran tertentu yang dianggapnya ngawur. Tulisan opini tersebut berhubungan dengan ilmu keislaman.  Beliau merasa terusik dengan opini itu,  kemudian beliau memberi tanggapan atas tulisan itu dan langsung diterima dan diterbitkan di koran yang sama. Dari sinilah, beliau semakin produktif dan melihat diri beliau memiliki kemampuan menulis. Kemudian baliau juga banyak membuat tulisan ketika kuliah baik ditingkat fakultas maupun univeraitas. Publikasi tulisan baliau melalui majalah dan koran. Sehingga dengan itu semua,  baliau semakin produktif dalam menulis.

Dari pengalaman inilah, beliau semakin termotivasi untuk mempublikasikan setiap tulisannya bahkan dengan menulis, beliau berkeyakinan dapat membiayai kehidupannya.  Sehingga dengan keyakinan tersebut membulatkan tekad mengatakan kepada kedua orang tuanya bahwa beliau siap berumah tangga dengan biaya dari diri beliau sendiri yakni dari hasil menulis.  Bahwa dengan menulis dapat memberikan manfaat secara materi berupa uang untuk menghidupi keluarga beliau ketika itu,  apalagi beliaiu masih kuliah dan istrinya pun masih kuliah juga. Inilah latar belakang singkat bapak CAHYADI TAKARIAWAN menjadi penulis dengan karya tulisnya sampai sekarang sekitar 46 buku,  dan sudah dicetak ulang-ulang adalah tulisan beliau berjudul "WONDERFUL FAMILY" serta banyak menulis tentang pernikahan dan rumah tangga. Kesimpulannya adalah beliau menjadi penulis karena senang membaca.


Setelah menjelaskan apa latar belakang beliau menjadi penulis, maka yang perlu di pahami dalam materi dasar-dasar menulis adalah apa tujuan menulis,  manfaat menulis,  dan prinsif-prinsif menulis. Resume Video 1 berisi latar belakang menjadi penulis,  tujuan menulis,  dan manfaaat menulis dari sisi veliu atau nilai.  Sedangakan Video 2 berisi kemanfaatan praktis dalam menulis serta prinsif-prinsif dalam menulis.

B.  Tujuan Menulis

Tujuan menulis dalam uraian ini ada 8 point yakni :
  1. Ideologis. Seorang memiliki keyakinan atau pandangan hidup dan ingin diketahui orang lain, maka ia menulis. Misalnya keyakinan agamanya, begitu pula seseorang yang memiliki pandangan hidup dan ingin mempengaruhi orang lain atas pandangan hidup yang diyakini kebenarannya,  maka ia menulis.  Orang-orang yang menulis dengan tujuan ideologis biasanya tidak memperdulikan kemanfaatan praktis ataupun pramagmatis. Artinya apakah tulisannya itu mendapat imbalan atau tidak, mau dikenal atau tidak, bukunya laris atau tidak, bukan suatu problem, maka orang seperti ini termasuk menulis dengan tujuan ideologis.
  2. Akademis. Biasanya pada dosen,  guru, membuat artikel, menyusun laporan hasil penitian atau bahan ajar untuk kenaikan pangkat misalnya,  maka ia menulis dengan aturan-aturan yang ilmiah pula.  Orang menulis dengan tujuan akademis biasanya pada kalangan profesional.
  3. Ekonomis. Tujuan menulis untuk keuntungan ekonomis adalah sah-sah saja, seperti uang atau royalti sebagaimana contoh yang diceritakan di awal video tersebut, yaitu keyakinan dengan menulis dapat membiayai kehidupan penulis
  4. Psikologis. Seseorang yang memiliki pegalaman sehari-hari apakah sifatnya kebahagiaan atau kesedihan atau sifatnya emosional.  Kemudian keadaan emosional ini ia tuangkan dalam tulisan, biasanya perasaannya menjadi legah,  jika sifatnya kebahagiaan, maka akan semakin bersyukur, begitu pula yang sifatnya kesedihan,  dengan menuangkan dalam bentuk tulisan,  maka bebannya sudah semakin berkurang,  bahkan bisa menjadi obat yang sangat mujarab untuk kesehatan jiwanya. Orang yang menulis pengalaman emosionalnya disebut menulis dengan tujuan psikologis.
  5. Politis. Seseorang yang ingin pilihannya tercapai secara luas,  maka biasanya orang tersebut menulis,  karena tujuan menulis adalah politis,  maka cara-caranya pun bersifat politis,  yakni berusaha dengan gagasannya,  idenya,  pilihannya,  digunakan untuk mempengaruhi orang lain dengan harapannya orang lain mengikuti dan memperjuangkan keinginan penulis.
  6. Pedagogis. Tujuan pedagogis atau edukasi dalam menulis adalah penulis menyampaikan hal-hal yang sifatnya pendidikan dalam mendidik masyarakat melalui gagasan misalnya lewat buku dimana pembaca diharapkan memperoleh pendidikan baik sifatnya sains atau spritual.
  7. Medis.  Orang ahli di bidang medis menulis suatu gejala penyakit dan pencegahannya misalnya, maka harapan penulis adalah khalayak pembaca mengharapkan dapat melakukan pencegahan terhadap timbulnya suatu penyakit tertentu. Jadinya menulis dengan tujuan medis adalah agar dengan tulisan tersebut,  masyarakat dapat mengenal dan sejkaligus mampu melakukan pencegahannya.
  8. Praktis dan Pragmatis. Menulis dengan tujuan praktis dan pragmatis, misalnya seseorang mahasiswa menyelesaikan tugas penelitian atau laporan tertentu sebagai syarat lulus mata kuliah tertentu,  maka tugas ia dalam bentuk tulisan tersebut adalah orang yang menulis dengan tujuan praktis dan pragmatis.

C.  Manfaat Menulis

Secara garis besarnya manfaat menulis terbagi atas 2 yakni manfaat velue atau nilai dan praktis. Manfaat nilai terdiri atas beberapa point,  yaitu :
  1. Rajin membaca. Seseorang ingin menjadi penulis maka tentunya harus rajin membaca, karena dengan banyak baca tersebut maka bertambah ilmu dan pengetahuannya,  sehingga dengan itu bertambah pula ide yang mau ditulis.
  2. Melatih berpikir sistematis dan logis.  Membuat tulisan baik fiksi maupun nonfiksi harus bersifat sistematis dan logis, sehingg dengan itu bagi penulis memperoleh manfaat lain yakni melatih dirinya berpikir sistematis dan logis dalam menyikapi suatu permasalahan,  artinya sudah menjadi struktur dalam pikirannya ketika menghadapi suatu problem. Dalam hal ini,  beliau memberikan contoh sang maestro dari yogya bernama Pak Ismain Tarja (maaf kalau nama salah karena sumber video) sangat menarik tulisannya yang bercerita tentang sejarah kemudian diselipkan yang sifatnya khayalan,  tapi karena disusun secara sistematis dan logis itulah menjadikan tulisan tersebut menarik.
  3. Mengikat Makna.  Kata sang maestro Pak Ismain bahwa ketika sedang membaca buku atau apa saja, maka itu baru langkah menangkap makna,  tetapi saat dituangkan dalam bentuk tulisan, yang disebutnya mengikat makna. Hal ini senada apa yang dikatakan oleh Amirul Mukminim,  Imam Ali Karramallahu Wajhu bahwa "ilmu itu ibarat binatang liar,  maka pengikatnya adalah tulisan".
  4. Katarsis. Dengan menulis segala unek dalam hati bisa menjadi terlampiaskan hingga hati ini menjadi legah,  nyaman,  dan jauh dari stress.  Bahkan dapat menjadi sarana pengingat bagi yang lain dari apa yang tulis untuk kemajuan diri dan orang lain.
  5. Sarana Dakwah. Ketika seorang muballigh menyampaikan ceramah di depan khayalak, katakanlah seribu orang, maka jangkauan dakwanya hanya pada seribu orang saja,  tetapi dengan menulis sasaran dakwah menjadi tidak terbatas dan sangat luas.
  6. Edukasi dan berbagi. Dengan sebuah tulisan mengajari berbagi informasi yang bermanfaat kepada orang lain, artinya dengan tulisan itu ada sebagain orang tersadarkan untuk menjadi lebih baik.
  7. Kepuasan Mental,  Intelektual, dan Spritual. Coba dibayangkan jika ada seorang penulis dengan susah payah mencari data untuk melengkapi karyanya, kemudian pada saat yang sama tulisannya langsung diterbitkan pada koran,  majalah atau sumber lain,  maka ada kebanggaan tersendiri yang susah tergantikan dengan apapun.  Jadi secara mental berdampak motivasi,  dari sisi intelektuak menjadi terpuaskan karena gagasan dan ide dapat dibaca atau pelajari bagi orang lain,  serta spritual dapat berdampak semakin mensyukuri nikmat akal yang telah diberikan kepada diri kita masing-masing, bahwa berbagi bukan saja materi tapi dengan menulis,  kita bisa juga berbagi,  yakni ilmu dan pengetahuan.
        
        Tugas Resume : Ambon, Syarif, 2019 : TGS = Tugas





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tema-Tema Penting Pada Peringatan Asyura Nasional Tahun 1445 H/2023

Ilmuan Peringatkan Bahaya AI (Artificial Intellegence)

Menyikapi Perkembangan ChatGPT OpenAI