Kucing Berlagak Manusia

 

Sejak lahirnya tak ada daya tarik sedikitpun, sehingga tak ada pula yang menghiraukan,  bahkan menjadi sasaran sapu ijuk tiap ia masuk rumah. Entah mengapa seiring pertumbuhannya, anak-anak mulai bersahabat dengan si Leoo. Awalnya, ia diberi nama "Santika" karena teringat Hotel Santika yang megah dan elok dipandang. Tapi anak-anak lebih tertarik dengan nama "si Leoo", maka akrablah dengan panggilan kucing manis dengan " Si Leoo".

Si Leoo telah tumbuh menjadi kucing dewasa bersama saudaranya yang diberi nama Si Hero. Setiap pagi mereka berdua selalu menunggu di depan pintu untuk makan. Diantara kedua kucing manis ini, prilkakunya agak berbeda, si leoo sifatnya selalu mengalah dengan adiknya si hero. Kalau mereka makan, si hero selalu merebut makanannya si leoo walaupun sudah ada di mulut, dan menariknya, si leoo tetap memberikan pada si hero. Dengan prilaku seperti itu, terkadang ketawa melihat suasana si kucing layaknya manusia dua bersaudara.


Ditengah keasyikan bermain dengan dua kucing ini, tiba-tiba suatu waktu sedang mencari-cari dimana si leoo, karena waktunya makan belum nampak batang hidungnya. Tak lama menunggu, datanglah si leoo tapi keadaannya tidak seperti biasanya yang sangat ceria dan gesit. Kenapa si leoo kondisinya berbeda dengan biasanya, karena tidak mau makan hanya minum saja terus. Tubuhnya pun terasa loyo dan tidak gesit lagi, ada apa dengan si leoo. Tiap saat memantau kondisinya, tapi kayaknya tidak ada perubahan, yang jelas kelihatan tidak sehat.

Suatu saat, setelah pulang jalan-jalan dengan keluarga sengaja singgah di rumah makan yang bernama "rumah makan 88" salah satu tempat makan yang ternama di kotaku, Ambon. Selesai makan, ada sisa makanan langsung teringat kucing si leoo yang kurang sehat itu, kemudian meminta pelayan restoran untuk membungkus sisa makanan. Sisa makanan itu diperuntukkan bagi si leoo dengan harapan bisa makan dan kuat seperti biasa. Maka sesampainya di rumah langsung mencari si leoo, dan kebiasannya kalau kita sampai di rumah selalu si leoo dan si hero cepat menyambut dengan suaranya yang khas.

Bungkuaan sisa makanan langsung diberikan pada si leoo dan si hero, tapi tetap si leoo tidak makan, hanya si hero yang melalap sampai abis. Saat itulah, baru tahu persis bahwa si leoo benar-benar sakit dan ia bertahan hanya dengan minum air. Si leoo sakit apa? mungkin ada gangguan di lehernya, karena hanya minum, tidak mau menelan makanan apapun, diberi kerupuk juga sama, karena hobbinya, kucing si leoo dan si hero sangat hobby dengan makan kerupuk. 

Mulailah kesedihan menyelimuti anak-anak atas kondisi si leoo dan hanya memantau terus keadaannya yang kian hari semakin parah.


Suatu waktu dengan kondisi hujan rintik-rintik memanggil si leoo datang makan tapi yang muncul hanya si hero. Mulai bertanya-tanya dimana si leoo, dan sesaat kami terhibur karena si leoo sempat menampakkan diri dengan keadaannya yang belum ada perubahan, dan kelihatannya semakin parah. Beberapa jam kemudian, memanggil kedua kucing itu, tapi si leoo tak tampak lagi. Dengan kerinduan pada si leoo, ia tiba-tiba datang dengan berjalan sempoyongan, kami gembira karena masih sempat minum, kemudian mengilingi rumah dan tak tahu lagi, selepas itu si leoo pergi kemana, kami terus mencari, memanggil seperti biasanya, tapi si leoo tak tampak lagi. Ternyata itulah minum terakhir si leoo karena beberapa jam kemudian, datanglah anak tetangga membawa berita bahwa si leoo sudah tergeletak tak bernyawa di pinggir teras belakang rumah yang semasa hidup si leoo juga sering bermain di rumah itu. Atas berita itu, kami langsung angkat dan mencari kain putih serta segera menggali lubang di belakang rumah kami sebagai tempat peristirahatan terakhir bagi si leoo, kucing berbulu merah bergaris putih, indah memang bulunya, bersih, dan juga sigap. Tak ada lagi yang menyambut setiap kami pulang ke rumah karena si leoo sudah tahu suara motor kami. Tak kalah kami datang, ia langsung berlari, mereka berdua berjejer di depan pintu, menanti kapan diberi makanan, seperti layaknya seorang yang senantiasa rindu sapaan sahabatnya. 

Si leoo memang seekor binatang, hanya seekor kucing, tapi prilakunya yang penyabar dan lihai menangkap tikus, kodok, dan cicak membuat kami merasa kehilangan, kedekatan ini dibuktikan dengan banyaknya foto dengan si leoo pada berbagai moment kebersamaan. Semua makhluk adalah ciptaan Allah SWT dengan perannya masing-masing dan dianjurkan berakhlak baik kepada sesama makhluk Allah SWT tak terkecuali dengan binatang. Itulah yang memotivasi kami merawat dua ekor kucing yang kami beri nama "Si Leoo" dan "Si Hero".

by. Didi dan Nisya, Ambon, 02 Oktober 2021


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tema-Tema Penting Pada Peringatan Asyura Nasional Tahun 1445 H/2023

Ilmuan Peringatkan Bahaya AI (Artificial Intellegence)

Menyikapi Perkembangan ChatGPT OpenAI