Permasalahan dan Solusi Pengembangan Madrasah/Sekolah Sehat

 


Berbagai program pemerintah yang telah di luncurkan demi perbaikan sumber daya manusia yang perlu menjadi perhatian kita semua, diantaranya pada bidang kesehatan dan pendidikan adalah pengembangan madrsah/sekolah sehat. Terwujudnya program ini di dasari oleh lahirnya Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan dan permendiknas nomor 57 tahun 2009 tentang pemberian bantuan bagi pengembangan sekolah sehat. Kemudian di perkuat lagi dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri  terkait pengembangan madrasah/sekolah sehat. Dengan adanya payung hukum tersebut maka tidak ada alasan bagi seluruh satuan pendidikan untuk tidak mengimplementasikan dalam bentuk program kegiatan di madrasah/sekolah masing-masing pada semua jenjang tentu dengan berkordinasi pada pihak-pihak yang berwenang. Namun setelah beberapa tahun berjalan berdasarkan data yang ada, implementasi di lapangan belum optimal. Hal ini ditandai dengan masih adanya madrasah/sekolah sehat belum terbentuk pada salah satu Kabupaten.

Diduga penyebab belum optimalnya program pengembangan madrasah/sekolah sehat, dimana pada tingkat satuan pendidikan nama programnya adalah Usaha Kesehatan Madasah/Sekolah (UKM/S) adalah antara lain terbatasnya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam pengelolaan UKM/S pada tingkat satuan pendidikan. Sehingga diperlukan adanya pendampingan bahkan pelatihakn khusus terkait dengan manajemen UKM/S. Dinas kesehatan provinsi atau Kota/Kab menajadi pembina teknis yang paling tepat dalam melakukan pendampingan atau penyelenggaraan pelatihan kepada pembina-pembina UKM/S. Tetapi selama ini yang berjalan adalah hanya kunjungan dari Puskesmas ke madrasah/sekolah yang biasanya kegiatannya berupa penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan tertentu serta pemberian obat penambah darah untuk peserta didik yang menstrubasi. Kegiatan pendampingan maupun pelatihan khusus bagi pengelolah UKM/S masih sangat kurang dilakukan. Salah satu tujuan pendampingan atau pelatihan adalah untuk peningkatan kapasitas pengelolah UKM/S di setiap satuan pendidikan.

Setiap satuan pendidikan pada semua jenjang sudah pasti ada program UKM/S dengan pengelolah apa adanya tanpa dibekali dengan pengetahuan yang kurang memadai dalam upaya pengembangan UKM/S sehat. Kondisi ini dapat dimaklumi sebab keterbatasan SDM yang memiliki pengalaman menangani persoalan UKM/S sehat ini. Keterbatasan inilah yang semestinya ditangani oleh pembina teknis dan yang terdekat adalah Puskesmas yang memiliki tenaga teknis yang mempuni berkaitan dengan kesehatan. Kolaborasi tersebut sangat di harapkan oleh pihak madrasah/sekolah agar program madrasah/sekolah sehat seceptanya terwujud dan merata di seluruh wilayah.

Permasalahan ini seyogyanya menjadi prioritas untuk bisa diselesaikan secara bersama-sama demi terwujudnya madrsah/sekolha sehat. Saling komunikasi dan koordinasi dari semua pihak menjadi jembatan yang sangat penting agar tercipta persepsi dan tindakan yang terpadu untuk satu tujuan adalah terwujudnya madrasah/sekolah sehat. Oleh karena itu, ada yang berpendapat bahwa untuk mengefektifkan komunikasi dan koordinasi ini perlu membentuk satuan-satuan tugas (SATGAS) atau apalah namanya yang penting tujuannya adalah bisa membangun keterpaduan informasi atau program madrasah/sekolah sehat.

Khusus pada madrasah ditemukan madrasah yang belum mengisi data secara lengkap terkait dengan sarana dan prasarana kesehatan yang di miliki oleh satuan pandidikan. Sehingga menyulitkan para pengambil kebijakan untuk meyusun program yang benar-benar menyentuh persoalan. Pendataan ini sangat penting agar tercermin kondisi madrasah yang sesungguhnya. Bila kondisi madrasah terlihat dengan jelas maka akan ditemukan masalah terkhusus sapras bidang kesehatan. Namun kenyataannya hampir seluruh madrasah belum mengisi data sapras aspek kesehatan dengan valid. Oleh karena itu, di himbau kepada seluruh madrasah dapat segera melengkapi data sapras bidang kesehatan dalam hal ini adalah UKM agar bisa dilihat secara baik kondisi masing-masing madrasah. Tujuannya tidak lain adalah agar pihak-pihak yang bertaggung jawab dapat mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh madrasah yang berkaitan dengan UKM. Selama ini, terlihat masing-masing berjalan sendiri-sendiri yang menyebabkan program UKM stagnan, kemudian di perburuk lagi dengan penyusunan program yang tidak up to date.

Salah satu item pada program madrasah/sekolah sehat adalah pembuatan kantin sehat. Program ini juga belum mendapat perhatian yang serius dari semua pihak, terutama tingkat yang paling bawah yang bersentuhan langsung dengan peserta didik yakni madrasah/sekolah. Kantin yang ada di beberapa tingkat satuan pendidikan masih sangat jauh dari yang namanya sehat, padahal setiap hari peserta didik membeli makanan dan minuman untuk dikonsumsi. Sementara semua tahu bagaimana dampak makanan dan minuman terhadap kesehatan. Tidak jarang terdengar atau terlihat pada media sosial suatu peristiwa peserta didik keracunan makanan. Hal ini terjadi karena program kantin sehat belum terwujud secara baik di satuan pendidikan. Sehingga diperlukan perhatian yang sangat serius dari kita semua untuk menjaga peserta didik terlayani dengan baik, bukan saja pada proses pembelajaran yang baik tetapi dari aspek kesehatanpun mestinya terlayani dengan baik pula.

Mengapa kita tidak pernah berpikir, belajar penataan kantin layaknya dengan KFC yang begitu nyaman, bersih, dan penataan ruang yang  indah pada satuan pendidikan. Tetapi yang ada adalah kantin madrasah/sekolah hanya begitu saja tanpa penataan yang bagus, padahal program ini bisa dikelolah oleh satuan pendidikan sebagai wirausaha dalam upaya pengembangan madrasah/sekolah. Situasi ini masih sangat kurang yang melirik secara serius sebagai peluang yang sangat baik terutama bagi satuan pendidikan swasta, kecuali di madrasah/sekolah yang ada di Indonesia Barat, kantin asri dan sehat sudah lama terwujud dan dikelolah dengan menejemen yang profesional, seperti yang pernah kami kunjungi di derah Malang. Tempat dimana menginap itu adalah milik sebuah SMK yang terpadu dengan kantin. Kondisi kantinnya tidak berbeda dengan swalayan, sangat nyaman, indah, dan sejuk. Masuk di kantin itu memberikan nuansa yang berbeda dengan kantin-kantin pada umumnya, yang tidak terkelolah dengan baik. Kantin sehat yang nyaman selayaknya menjadi pikiran bersama dalam upaya memberikan layanan terbaik bagi peserta didik dan boleh jadi menjadi kebanggan mereka untuk nantinya diceritakan kepada kerabatnya yang lain. Selain itu, bisa menjadi motivasi peserta didik untuk datang di madrasah/sekolah dengan adanya kantin sehat yang nyaman bagi mereka, apalagi dengan penataan yang berbeda dengan kantin-kantin lainnya.

Dengan demikian, program pengembangan madrasah/sekolah sehat dapat terwujud dengan baik jika mampu mengidentikasi permasalahan yang dihadapi di lapangan. Permasalahan ini menjadi bahan evaluasi yang dapat didiskusikan oleh semua pihak untuk mencari solusi terbaik melalui kebijakan yang benar-benar menyentuh akar persoalan. Kebijakan yang tepat lahir dari sebuah komunikasi dan koordinasi yang baik pula dari semua pihak yang memiliki tanggung jawab  pada program madrasah/sekolah sehat. Satuan pendidikan sangat mengimpikan sentuhan pembina teknis untuk memberikan pendampingan atau pelathan khusus terkait dengan kesehatan, dalam hal ini adalah pengelolaan UKM/S yang benar  dan baik. Selain itu, bermimpi dibangunnya kantin-kantin sehat dan nyaman dengan motif layaknya “KFC” yang ada dalam lingkungan madrasah/sekolah. Harapannya adalah semua program madrasah/sekolah tidak lain adalah sebagai bentuk layanan terbaik kepada peserta didik.

Posting by. : Zarif Oji 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tema-Tema Penting Pada Peringatan Asyura Nasional Tahun 1445 H/2023

Ilmuan Peringatkan Bahaya AI (Artificial Intellegence)

Menyikapi Perkembangan ChatGPT OpenAI