Pola berpikir yang terbaik tentang Maulid?



Tidak salah kiranya menyajikan alternatif pemikiran terkait dengan perayaan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW dengan membangun skema berpikir yang benar dalam menyikapi masih adanya kontroversi terhadap Mauludun Rasulullah SAW. Pola berpikir yang disajikan pada tulisan ini adalah bersumber dari hasil perenungan yang mendalam mengapa masih terjadi perbedaan yang sangat tajam akan peringatan maulid Rasululah SAW?. Pola berpikir yang terbaik tentang Maulid dengan cara mengajukan beberapa  pertanyaan mendasar sebagai berikut :

1. Apa itu maulid? 

2. Mengapa maulid itu penting bagi kita kaum muslimin? 

3. Bagaimana sikap muslim dalam menyemarakkan hari maulid Nabi Muhammad SAW? 

4. Apa tujuan kita memperingati maulid? 

5. Apa yang diharapkan dari perayaan maulid? 

6. Apakah perayaan semacam ini masih relevan dengan konteks kekinian?

Pengertian Maulid

Maulid atau maulud berarti kelahiran yakni waktu lahirnya seseorang di dunia ini. Hari maulid atau maulud adakah hari kelahiran seseorang di dunia ini yang merupakan hari yang amat penting bagi dirinya sendiri ataupun kedua orang tuannya. Ketika seseorang yang dilahirlan adalah orang yang istimewa dalam tatanam kehidupan masyarakat, maka hari kelahirannya pun dianggap istimewa pula. Karena hari istimewa itulah sehingga pasti menjadi kenangan atau dikenang sepanjang waktu dan tidak berbeda bagi kelahiran manusia biasa atau manusia secara umum. Bulan Rabi'ul awwal adalah suatu hari yang sangat istimewa karena diwaktu inilah seorang sosok manusia yang mulia, manusia yang agung dilahirkan kedunia ini dengan cara-cara yang istimewa pula. 

Siapakah sosok tersebut? Itulah Baginda Rasulullah SAW, Muhammad Musthafa SAW. Kapan, dimana dan oleh siapa yang melahirkan beliau. Mengenai kapannya ada dua versi ada yang mengatakan tanggal 12 dan ada pula versi 17 Rabi'ul awwal 571 Masehi di Mekkah oleh seorang Ayah dan Ibu yang istimewa pula yakni Abdullah dan St Aminah. Keistimewaan terlihat sejak masih dalam kandungan sejak bulan pertama sampai bulan kesembilan. Dalam suatu riwayat diceritakan bahwa ketika masih dalam kandungan dari bulan satu sampai kesembilan, St. Aminah dengan silih berganti dikunjungi oleh Nabi-Nabi terdahulu yakni dimulai Nabi Adam As dan Nabi-Nabi yang istimewa lainnya, manyampaikan salam dan sebutan pujian yang berbeda-beda yang menjadi sifat keagungan yang dimiliki oleh Baginda Rasulullah SAW. Begitu pula dalam riwayat yang sama, diceritakan bagaimana proses detik-detik kelahirannya juga dikunjungi oleh wanita-wanita yang juga istimewa ada Hawa, St Hajar, St. Maryam dan yang lainnya sekaligus membantu proses kelahirannya. Beliau adalah Manusia Agung/Mulia dikandung oleh Ibu yang mulia, dikunjungi oleh Nabi yang mulia, dan dibantu persalinannya oleh wanita yang mulia pula dan disaat kelahirannya sejumlah bidadari diperintahkan oleh Allah SWT untuk berhias dengan hiasan terbaik menyambut kelahiran Rasulullah SAW. 


Oleh karena itu, sebagai seorang muslim sejati tidak akan melewatkan bulan yang istimewa ini begitu saja tanpa melakukan sesuatu untuk mengenang, menghormati dan mengagungkan baliau yakni Rasulullah Saww dan inilah yang kita lakukan hari ini yaitu Maulid Muhammad Saww ditahun 1440. H/ 2018. Belum lagi keistimewaan yang Allah memperkenalkan sosok ini melalui kitab suci Al Qur'an, antara lain ".... ketika sahabatnya yang mulia ingin berbicara yang sifatnya rahasia, maka Allah memrintahkan untuk bersedekah dahulu, baru menyampaikan apa hendak sahabat bicarakan (QS Mujadalah/An Najwa(58:12)... " dan ayat lain, "..... Allah memerintahkan ketika kalian, dalam hal ini para sahabat yang mulia, berbicara dengan Rasulullah SAW, maka jangan tinggikan suaramu, dan Allah mengancam apabila melakukan tersebut, maka hapuslah amal-amal kebaikannya. ... (QS 49:2)" itulah yang kami pahami dari ayat-ayat di maksud. Jadi jelaslah bagi kita, bahwa peringatan Maulid atau maulud Nabi Muhammad SAW adalah moment mengingat-ingat kelahirannya, mendengarkan riwayat perjuangan dalam menegakkan islam, dan pada gilirannya adalah setelah semua itu dipaparkan hendaknya sangat diharapkan munculnya motivasi dalam setiap insan menauladani akhlak-akhlak baliau dalam semua aspek kehidupan kita sehari-hari. 

Pentingnya Memperingati Maulid

Nabi Muhammad Saww adalah sosok manusia yang hanya sama pada bagian struktur biologis dan fisiologi dengan kita sebagai manusia pada umumnya atau dengan kata lain secara kuantitaif adalah sama tetapi secara kulitatif sungguh tidak bisa diperbandingkan. Dengan demikian, maka memperingati ini menjadi penting untuk mengenang pribadi beliau sebagai uswatun hasanah bagi manusia seluruhnya. Menumbuhkan rasa cinta kepada beliau tentunya membutuhkan proses dimana diantaranya adalah dengan maulid ini. Dipastikan bahwa dalam perayaan maulid ini akan dibawakan banyak riwayat atau firman-firman Allah SWT yang berkaitan dengan pribadi beliau. Sehingga dengan itu diharapkan penyampaian riwayat maupun ayat - ayat suci Al Qur'an dapat terpatri dalam diri kita masing-masing untuk nantinya teraplikasi dalam perjalanan hidup kita didunia.

Orang berkata cinta itu butuh bukti. Bukti cinta kita kepada beliau adalah yang paling sederhana adalah dengan mewujudkan atau mengumandangkan hari maulid beliau di tengah-tengah masyarakat agar lebih dikenal sosok manusia suci ini. Mungkin maulid ini belum mencerminkan bukti cinta secara hakiki, tapi dapat dilihat secara nyata, berapa orang yang hadir dalam perayaan ini, dari sekian jumlah masyarakat di daerah ini (kota ambon) atau secara organisasi berapa persen yang hadir dari undabgan yang disebar. Hal ini menunjukkan bahwa secara kualitatif masih sangat rendah, dan sangat memprihatinkan apa yang terlihat pada umat Nabi sendiri.


Sehingga tidak salah kalau ada orang berkata, jangan-jangan suatu masa nanti, Rasulullah Saww menjadi asing pada umatnya sendiri. Pernyataan ini mengandung arti yang dalam, yang ringkasnya adalah bahwa umat islam masih mengenal Rasulullah SAW sebagai sosok Seorang Nabi dan Rasul, tetapi akhlaknya, ajarannya, haditsnya, dan lain-lain yang berkaitan kualitas beliau sudah tidak nampak dalam kehidupan masyarakat, sebagaimana yang terjadi pada umat-umat sebelum kita, dimana Nabinya masih ada tapi dianggap ahli sihir, orang yang tidak berkualitas atau kapabel memimpin umatnya, bahkan yang paling tragis adalah Nabinya dibunuh oleh umatnya sendiri.


Artinya secara kualitas kenabian bagi seorang Nabi tidak tercermin dalam kehidupan masyarakat. Begitu pula, jangan dikira masa jahilia secara kualitatif sudah berakhir dengan munculnya agama islam ketika itu, tapi karaktek jahilia telah bermetamofosis dengan bentuknya yang lain dengan pelaku-pelaku yang lain pula, tapi secara umum misinya sama yakni melawan keadilan dan kemanusiaan yang diperjuangkan oleh islam. 

Dengan demikian, islam harus bangkit dengan menunjukkan peradaban islam yang baru. Baru, jangan diartikan bahwa islam yang ada sekarang ini berbeda dengan islam periode Nabi Muhammad SAW tapi metode dan pendekatan yang mesti dalam menghadapi para arogansi kekuasaan yang berkedok sebagai pejuang demokrasi, kemanusiaan, dan persatuan umat. Dengan dasar inilah, maulid menjadi penting dirayakan di tengah-tengah masyarakat muslim untuk moment mengingatkan bahwa ada sosok yang hadir di dunia ini yang akan membawa manusia kepada kesempurnaannya sebagai manusia dan mengikutinya, mencontohnya dalam segala aspek kehidupan, dipastikan akan selamat dunia walakhirat.

Beberapa Sikap dalam perayaan Maulid Rasulullah SAW

Sikap kaum muslimin dalam pelaksanaan maulid Nabi Muhammad SAW dapat di bagi dalam beberapa kelompok dalam ukuran lahiria yakni : 

[1] Ada Bersikap sangat antusias. 

Kelompok ini pada umumnya terlibat langsung mulai perencaan, pelaksanaan sampai selesai. Kelompok ini didorong hanya kecintaan yang mendalam akan kemuliaan Rasulullah saww yang mesti menjadi panutan dalam menjalani kehidupan ini. Kecintaan yang hakiki adalah suatu keadaan tanpa pamrih karena Allah SWT yang muncul pada diri seseorang, khususnya dalam menyukseskan kegiatan maulid Rasulullah SAW. Biasanya kelompok semacam ini dari segi kuantitasnya, jumlahnya hanya bisa dihitung jari. 

[2] Ada Bersikap cukup antusias. 

Perbedaan dari kelompok pertama adalah tidak terlibat langsung diawal kegiatan tapi memberikan dukungan lain, misalnya sumbangan atau hal lain yang diperlukan dalam kegiatan dimaksud. Biasanya kelompok ini lebih banyak tidak hadir dalam kegiatan, jadi mereka mencukupkan dirinya dengan bantuan yang diberikan dalam upaya terselenggaranya kegiatan, khususnya maulid ini. Dari segi kuantitasnya, biasanya terbilang lebih banyak dari kelompok pertama. 

[3] Ada Bersikap tidak antusias. 

Untuk kelompok yang ketiga ini sangat berbeda dengan dua kelompok sebelumnya. Kelompok ketiga ini, sekedar memberikan senyum manis atas suatu kegiatan, sumbangn pun tidak, apalagi turut serta dalam kegiatan, apakah diawal kegiatan atau hadir dalam kegiatan. Kelompok ketiga ini, kalau boleh dikatakan adalah simpatisan yang hanya berteriak, kegiatan ini baik, maka lakukanlah, tapi kami banyak urusan, jadi minta maaf tidak biasa hadir serta salam buat mereka ya. ... untuk panitia dan bahkan ada yang ekstrim yakni penolakan dengan alasan yang ekstrim, misalnya melontarkan kenapa dia, kenapa di sana, kenapa hari ini, lain kali aja ya... dst. Jadi kelompok ketiga ini bisa di bagi menjadi tiga kelompok lagi yakni simpatisan yang slow, simpatisan yang ekstrim, dan simpatisan yang paling ekstrim. 

Untuk bagian yang ketiga ini, simpatisan yang paling ekstrim adalah kelompok yang benar-benar menolak kegiatan maulid dengan dalil tidak pernah dilakukan para sahabat di awal-awal meninggalnya Rasulullah SAW. Nanti ratusan tahun kemudian, munculnya ulama atau tabi'in yang menyelenggarakan kegiatan maulud dengan caranya masing-masing, dan berbeda caranya setiap wilayah atau kawasan. Bahkan yang palung ekstrim lagi, cara penolakannnya dengan melakukan bom bunuh diri demi menegakkan sunnah Rasulullah saww. Inilah yang tidak masuk akal bagi orang yang berakal, hanya alasan bid'ah yang mereka pahami, langsung bunuh diri dan membunuh yang lain. sesungguhnya kelompok ketiga ini, kurang bisa diterima kalau dikatakan simpatisan, tapi sudah masuk kategori penentang sunnah.

Penjelasan di atas sudah memberikan petunjuk akan tujuan perayaan maulid Nabi SAW. Namun secara terperinci dapat kita point-point sebagai berikut : 1) untuk memuliakan keagungan Rasulullah Saww. Memuliakan serta ungkapan kecintaan kepada Rasulullah saww merupakan kewajiban kita sebagai muslim. Apakah lebih mulia perayaan Nabi Isa As ketimbang dengan Rasulullah saww, dimana hari kelahiran Nabiyullah Isa As dijadikan sebagai hari raya?. Rasulullah Saww adalah Nabi dan Rasul yang paling agung dari semua Nabi dan Rasul Allah Swt yang ada, bahkan seluruh alam ciptaan Allah swt. 2) untuk lebih mengenal, tahu ajarannya, mencintai, dan mengamalkan ajarannya dalam seluruh aspek kehidupan. Mungkin Anda bertanya, kita kan sudah kenal Rasulullah saww, kenapa mesti ada kata lebih mengenal beliau?. 

Didasari atau tidak, diantara kaum muslim beragam pengenalannya terhadap sosok Rasulullah saww. Ada mengenalnya Rasulullah SAW seperti kita ini, manusia yang penuh kekurangan, bisa salah dari tidak disengaja, atau lupa, bahkan Nabi sendiri tidak percaya bahwa dirinya adalah Nabi yang menerimah wahyu, sehingga harus datang pada seseorang (sebut saja Sahabat Abu Bakar) menanyakan apakah wahyu turun kepadanya, nanti seseorang ini membenarkannya, bahwa telah turun wahyu kepadamu, dan disebutlah Abu Bakar itu "As-shiddiq" artinya pembenar. Ada yang mengenalnya Rasulullah SAW ketika menjelang wafatnya meminta secarik kertas untuk menuliskan sesuatu, malah dikatakan "beliau sedang mengigau" dan berucap bahwa cukuplah Al Qur'an ini untuk ummat. Kemudian mukmin yang lain, mengenalnya Rasulullah SAW berlawanan dengan riwayat di atas, bahwa Raaulullah SAW adalah sosok yang terbebas dari salah, baik yang tidak disengaja dan dosa atau disebutnya Rasulullah SAW adalah maksum. Maksum adalah tidak melakukan dosa atau terbebas dari yang namannya lupa, atau maksum amal dan ilmu karena kalau Rasullah SAW bisa lupa atau pernah melakukan dosa maka akan menjadi bahan tertawaan bagi kaumnya dan agama yang di bawah ini bisa diragukan, jangan-jangan Al Qur'an atau hukum ini tidak seperti ini, karena bisa saja Rasulullah SAW lupa bahwa hukumnya tidak seperti ini. Kemaksuman inilah yang menjadi jaminan Agama Islam ini adalah agama yang lurus, karena dibawah oleh sosok yang mengerti Al Qur'an 100% serta mengamalkan 100% pula. 

Kemaksuman ini pula yang menjadi jaminan bahwa beliau adalah Rahmat bagi sekalian alam, karena menjadi khalifah Tuhan di bumi untuk dapat mengurus semua makhluk-makhluk Allah Swt baik di bumi atau di langit karena kemaksuman inilah menjadikan kedudukan beliau sebagai insan kamil, manusia sempurna. Tentu harus dipahami bahwa derajat kemaksuman ini dicapai dengan ikhtiar beliau bukan determinisme, yang sifatnya pemberian Tuhan, tanpa suatu ikhtiar. Keikhtiran ini perlu kita pahami dengan benar sebab kalau salah memahaminya, maka bisa orang berkata, bagaimana kita yang tidak maksum ini bisa mengikutinya, sementara Rasulullah saww maksum karena pemberian Tuhan bukan atas usahanya/ikhtiarnya. Jadi agama ini akan menjadi bahan renungan saja, dan orang malas mengamalkannya sebab Allah swt menyuruh mengamalkan yang kita tidak sanggup melaksanaknnya, kecuali Allah swt memberikan kemaksuman seperti pada Nabi, artinya agama ini tidak lepas dari bahan ejekan. (inilah pemahamanku terhadap Agama Islam)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tema-Tema Penting Pada Peringatan Asyura Nasional Tahun 1445 H/2023

Ilmuan Peringatkan Bahaya AI (Artificial Intellegence)

Menyikapi Perkembangan ChatGPT OpenAI