Opini: Pentingnya Moderasi Beragama Dalam Keragaman Indonesia


Foto Diklat Moderasi Beragama Di BDK Ambon

Moderasi beragama saat ini merupakan sesuatu yang amat penting untuk digaungkan di tengah-tengah masyarakat apalagi Indonesia adalah Negara dengan kemajemukan yang sangat beragam baik dari bahasa, suku, ras dan agama. Dari sisi keragaman agama, sekitar 87% penduduk Indonesia beragama Islam yang tersebar di pulau Jawa dan Sumatera, sekitar 7% beragama Kristen, yang selebihnya adalah penduduk Indonesia yang beragama Budha, Hindu, dan Konghuchu. Kemajemukan ini bisa berdampak negatif atau positif tergantung pengelolaan sosial yang perlu dilakukan oleh pemerintah dan seluruh komponen bangsa. Apabila tidak terkelolah dengan baik maka dapat menimbulkan gesekan sosial di masyarakat atau dengan kata lain bisa menimbulkan konflik sosial yang dapat membawa dampak yang memperihatinkan antar kelompok masyarakat, sebagaimana yang pernah terjadi pada daerah Poso-Palu, Sampan-Madura, konflik antar suku di Kalimantan, Maluku dan lain-lain. Dengan pengalaman yang sangat pahit ini, dapat menjadi pelajaran yang amat bergharga akibat dijadikannya perbedaan ini sebagai “bahan provokasi” dalam menciptakan konflik sosial.

Jangan Lupa Simak Bincang Santai : Bpk. Hi. Hamra Samal Bantu Bangun Tempat Wudhu


Tetapi bila kemajemukan ini dapat dikelolah dengan baik maka akan menjadi modal sosial yang sangat besar sebagai kekuatan masyarakat dalam bersama-sama membangun daerah dan bangsa secara luas. Hal ini juga telah dibuktikan oleh para foundfather dalam memperjuangkan kemerdekaan di masa lalu. Kekuatan kebangsaan berdasarkan keragaman ini hendaknya harus terpelihara di tengah-tengah masyarakat. Bukti nyata yang telah diperlihatkan oleh para pejuang bangsa ini seyogyanya menjadi spirit yang kuat untuk bisa mencontoh bapak bangsa dalam menjaga keutuhan NKRI. Terpeliharanya kebersamaan dengan satu semangat kebangsaan yang pancasilais terbukti telah membawa keharmonisan yang indah dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, mari bersama-sama menggaungkan kembali slogan yang sangat inspiratif bahwa PERBEDAAN ITU INDAH karena BERBEDA MAKA BUTUH PERSATUAN BUKAN PERSAMAAN, MENUNTUT PERSAMAAN MELAHIRKAN PEMAKSAAN KEHENDAK, PEMAKSAAN KEHENDAK MELAHIRKAN EKSTRIMISME dan EKSTRIMISME CIKAL BAKAL RADIKALISME dan RADIKALISME AKAR TERORISME.

Moderasi beragama hadir untuk merekatkan keragaman dengan tujuan yang sangat mulia adalah terciptanya kerukunan bukan keterceraian, kedamaian bukan ekstrimisme, kaharmonisan bukan radikalisme, inklusif bukan ekslusif, demokratis bukan dikriminasi, dan toleransi bukan intoleransi baik antar dan inter kelompok-kelompok masyarakat apakah perbedaan ras, suku, bahasa, maupun agama. Salah satu konflik dalam paham keagamaan yang sangat memperihatinkan dan mencemaskan yang sangat viral belakangan ini adalah tumbuhnya kelompok takfirisme atas nama agama khususnya agama islam. Walaupun banyak pakar sejarah menjelaskan bahwa kelompok ini bukan hal baru tetapi memiliki sejarah yang sangat panjang dan memang ada di zaman dahulu 14 abad yang lalu. Munculnya kembali paham takfirisme ini membawa dampak sangat luas dalam kehidupan keberagamaan dewasa ini.

Simak Juga Video Inspiratif : Pelatihan Moderasi Beragama Balai Diklat Keagamaan Ambon


Orang yang berpaham takfirisme sangat mencoreng agama islam yang Rahmatan lil’alamin menjadi agama yang “menakutkan” karena sampai pada penghalalan darah pada kelompok masyarakat yang tidak sepaham dengan mereka dan menganggap pemerintah demokrasi seperti di Negara tercinta kita sebagai pemerintah “thagut”. Jadi mereka sangat menjaga dan menghormati binatang dan tumbuhan agar jangan disakiti dan dirusak, tetapi pada manusia dengan mudahnya “mengalirkan darah” (nauzubillah).

Moderasi beragama menjadi sesuatu yang sangat urgen untuk menjadi prioritas utama dalam upaya mengurangi tindakan-tindakan ekstrim dalam mempraktekkan keberagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Paham takfirisme, ektrimisme dan radikalisme dimana menurut para pakar menjadi cikal bakal munculnya terorisme, yang kesemuanya ini seharusnya menjadi musuh bersama bangsa ini agar dapat menyempitkan ruang gerak dalam menyebarkan paham-paham tersebut yang jelas-jelas bertentangan dengan dalil-dalil apapun, baik nas-nas agama maupun peraturan perundang-undangan. 

Oleh karena itu semua pihak atau kelompok-kelompok masyarakat perlu menanayakan pada diri kita masing-masing mengapa ada muncul pemahaman yang sangat "menakutkan itu". Artinya secara kemanusiaan sangat wajar bila ada orang yang berkata "ini agama apa" atau "berasal dari agama apa" karena agama seharusnya tidak bertentangan dengan kemanusiaan dan kebaikan. Sementara pahaman takfirisme sangat jauh nilai-nilai kemanusiaan. ini yang kami maksudkan perlu di waspadai jangan-jangan ini yang dimaksudkan para analis yang disebut dengan "proxy war" (menggunakan pihak lain untuk melakukan serangan pada kelompok tertentu). Sehingga moderasi beragama merupakan ide cemerlang dalam memberikan pencerahan pada kita semua agar dalam praktek beragama tidak perlu berlebih-lebihan atau ekstrim tetapi tidak boleh juga kendor dalam mengamalkan ajaran masing-masing agama. Maka moderasi beragama pada sisi individu adalah memahami secara mendalam ajaran agamanya dan pada saat yang sama mengamalkan ajaran agamanya dengan sesempurna mungkin. Moderasi beragama bukanlah orang yang lemah imannya tetapi justru sebaliknya yang memiliki pemahaman moderasi beragama adalah orang-orang memiliki tingkat pengetahuan dan pengamalan agama yang sangat mendalam dan komprehensif. Disamping itu, moderasi beragama juga mendorong meningkatnya kesadaran umat dalam hidup berbangsa dan bernegara dan pada saat yang sama negara menjamin kebebasan beragama atau kepercayaan sesuai dengan keyakinan masing-masing. Inilah yang diharapkan secara fundamental dari konsep moderasi beragama yang telah diluncurkan oleh Kementerian Agama RI. Artinya perlu gerakan bersama untuk bisa memberikan informasi yang akurat dan valid kepada masyarakat luas khususnya umat islam agar bisa mengenali rencana-rencana islam pobia dan menjadi salah satu sasaran yang paling empuk adalah Negara Indonesia ini dengan kondisi masyarakat yang heterogen.   

Dengan demikian, berdasar pada uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa moderasi beragama menjadi urgen dan solusi karena bangsa kita menghadapi tiga tantangan besar yakni; (1) bahwa munculnya kekerasan atas nama agama yang dapat mengancam kerukunan antar dan inter umat beragama, (2) berkembangnya paham ekstrimisme dan radikalisme yang menghakimi di luar kelompoknya adalah kafir, dan (3) berkembangnya ideologi lain yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Tantangan ini merupakan fakta yang kita hadapi sekarang ini yang memerlukan gerakan bersama dari semua pihak bukan  saja dari pemerintah tetapi seluruh lapisan masyarakat, terutama Aparatur Sipil Negara. 

Sehingga sangat tepat langkah strategis (tertuang dalam RPJMN 2020-2024 Kemenag) yang di gagas oleh Kementerian Agama RI untuk melibatkan ASN pada lingkup Kementerian Agama untuk mengikuti pelatihan sebagai upaya penguatan pemahaman Moderasi Beragama agar nantinya bisa menjadi penggerak di tengah masyarakat untuk memberikan pencerahan tentang perlunya moderasi beragama. Moderasi beragama sebagai upaya untuk mengurangi tindakan kekerasan dan ekstrimisme dengan menata kembali pahaman, sikap, dan praktek beragama yang diaktualisasikan dengan prinsip adil dalam kehidupan bersama, seimbang, toleransi, setia pada Pancasila dan UUD 1945 dan NKRI agar tercipta tujuan bersama yang kita harapkan yakni hidup rukun, damai, toleransi, harmonis dalam bingkai NKRI.

Postingan : Zarif Oji


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tema-Tema Penting Pada Peringatan Asyura Nasional Tahun 1445 H/2023

Ilmuan Peringatkan Bahaya AI (Artificial Intellegence)

Menyikapi Perkembangan ChatGPT OpenAI