Apa dan Mengapa CHILDFREE?

Foto Di tempat Istirahat MTs Nurul Ikhlas Ambon

Baru-baru ini di hebohkan dengan adanya pernyataan seseorang tentang Childfree atau tidak punya anak. Ungkapan tersebut dapat dimaknai bahwa orang kawin sebaiknya tidak punya anak. Pernyataan ini membuat kontroversi di tengah masyarakat yang menganggapnya sangat bertentangan dengan perikemanusiaan. 

Karena sejatinya orang merencanakan perkawinan, salah satu tujuannya adalah untuk memperoleh keturunan yang akan melanjutkan generasi orang tuanya. Bila seseorang yang sudah berumah tangga tetapi tidak memiliki keturunan, bagi sebagian masyarakat menganggap suatu yang "aib keluarga". Keturunan merupakan hal yang sangat penting dalam keluarga. Keluarga yang tidak memiliki keturunan dikenal dengan pula dengan istilah "Keluarga Terputus". Artinya keluarga tersebut dalam silsilah keluarganya terputus dan dapat mengakibatkan silsilah keluarga tersebut menjadi kabur.

Opini tentang Childfree harus di lawan karena bertentangan dengan tujuan pernikahan itu sendiri dan juga menjadi sesuatu yang harus dihindari dalam hubungan kekeluargaan, menghindari adanya keluarga yang terputus.

Boleh saja dalam suatu pernikahan menunda untuk mempunyai anak  tetapi bukan berarti bahwa tidak berusaha untuk menghasilkan keturunan. Tidak jarang sebuah hubungan suami-istri terhenti dengan perceraian hanya masalah anak. Sehingga bisa dibandingkan keluarga yang mempunyai anak dengan yang tidak. Anak itu bagaikan harta yang tak ternilai di mata sebuah keluarga. Anak merupakan sesuatu yang sangat dinantikan bagi setiap sepasang suami-istri dalam membina keluarga. Betapa banyak keluarga yang berusaha luar biasa untuk secepatnya memperoleh keturunan. Keturunan dalam keluarga dapat berfungsi sebagai alat untuk lebih mempererat hubungan suami-istri. Keturunan menjadi perekat dan peredam konflik dalam keluarga demi mempertahankan keluarga yang harmonis dan bahagia.

Dapat dibayangkan dalam sebuah rumah tangga yang tidak memiliki keturunan alias anak, maka keluarga tersebut seperti sayur tanpa garam. Hanya terasa sayur tetapi tidak mendatangkan kepuasan yang semestinya. Bahkan bisa saja mengurangi selera makan. Nah, begitu pula perasaan yang dialami keluarga yang yang tidak memiliki keturunan. Ketika kedua suami-istri bertemu dan bercanda di sebuah ruangan misalnya, anda bisa membayangkan bagaimana suasana saat itu. Hanya ada suasana sunyi tanpa ada penghibur yang bisa menghangatkan keluarga.

Cenkrama antara orang tua dan anak pasti tidak terjadi. Sementara suasana yang demikian sangat dibutuhkan bagi setiap keluarga. Candaan dalam keluarga menjadi bagian yang penting dalam upaya menjalin hubungan keluarga yang harmonis dan menyenangkan. Namun, bila tidak memiliki anak, candaan apa yang bisa dilakukan?. Anak adalah harapan dari orang tua yang kelak dapat merawat dengan penuh kasi sayang dikala usia senja nantinya, tapi tidak punya anak, siapa yang akan merawat orang tua ketika usia tuanya?. Anak adalah tumpuan orang tua akan masa depan sebuah keluarga dan diantara mereka saling membantu dikemudian hari. Sungguh ironis dari pernyataan seseorang yang menginginkan Childfree, nauzubillah.

Banyak pengalaman yang kita lihat bahwa betapa risaunya sebuah keluarga yang lama baru memperoleh keturunan. Hatinya begitu terpukul sehingga berusaha mencari "orang pintar" untuk bisa mengatasi permasalahan yang dirundungnya. Bahkan tak jarang menghabiskan uang yang tidak sedikit untuk biaya konsultasi baik pada dokter ahli maupun tabib yang memiliki keahlian untuk bisa mendapatkan anak. Pengalaman ini menjadi saksi nyata bahwa anak adalah suatu harta yang tak ternilai sehingga rela menghabiskan uang untuk berobat dan konsultasi. Apakah Anda menutup mata dari kenyataan ini, sehingga berani mengungkapkan istilah Childfree.

Belum lagi kenyataan bahwa banyaknya keluarga yang tidak punya anak dengan suka rela dan rasa cinta yang mendalam mengadopsi anak yang lahir dari rahim ibu orang lain. Betapa rindunya sebuah keluarga agar memiliki anak. Munculnya nurani dari seorang ibu atau bapak untuk segera memiliki anak keturunan dari rahim mereka sendiri. Namun karena sebab tertentu, sehingga mereka tidak memiliki keturunan. Maka satu-satunya jalan adalah dengan mengadopsi anak orang lain untuk dijadikan anak sendiri dengan prosedur yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Keluarga sangat merindukan akan hadirnya anak ditengah-tengah keluarga mereka, walaupun hanya keluarga kecil, minimal satu anak. Itupun bila semua keluarga hanya menargetkan satu keluarga hanya satu anak, maka kemungkinan suatu saat nanti bisa terjadi yang disebut dengan "loss generation". Mungkin kita ingat bahwa beberapa negara mengalami krisis demografi, sehingga mengeluarkan peraturan "bahwa satu laki-laki dibolehkan menikah lebih dari satu perempuan" (terlepas apakah ini benar atau salah)?. Hal ini menunjukkan bahwa generasi menjadi modal dasar dari sebuah negara demi berlangsungnya tata kenegaraan mereka. Jadi besarnya penduduk dapat menjadi capital yang sangat besar dalam membangun suatu negara, sebagaimana terjadi pada negara India dan China. Dimana kedua negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar membawa negaranya sangat diperhitungkan di kanca internasional dengan menguasai tingginya produksi teknologi. Karena jumlah penduduk yang sangat besar tersebut memiliki tenaga kerja yang banyak. Sehingga dengan banyaknya tenaga tersebut dapat menghasilkan produksi yang besar pula, sehingga mampu merajai pasar dunia pada hampir semua apsek. Itulah bonus demografi yang dimiliki sebuah negara.

Oleh karena itu, sebaiknya berhentilah mendengungkan istilah Childfree yang dapat mengakibatkan dampak yang sangat besar di masa mendatang terkhusus di negara tercinta kita, bisa saja terjadi "loss generation" tanpa kita sadari yang akhirnya negara kita menjadi sasaran eksodus besar-besaran dari negara lain, inikah yang kita inginkan? Tentu bagi orang yang masih punya akal sudah pasti tidak menginginkan hal itu terjadi. Dengan demikian marilah membina keluarga kita dengan berharap memelihara keluarga kita dari "keluarga terputus" demi kelangsungan silsilah dan regenerasi dalam upaya melanjutkan pembangunan di negara yang tercinta, Indonesia. No Childfree, wassalam.

Posting : @zarifoji313 #zarifoji



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tema-Tema Penting Pada Peringatan Asyura Nasional Tahun 1445 H/2023

Ilmuan Peringatkan Bahaya AI (Artificial Intellegence)

Menyikapi Perkembangan ChatGPT OpenAI