Perkuat Pendidikan Karakter Dalam Doa Hari Kedua Ramadhon 1444H/2023













Bismillah,

Izinkanlah pada kesempatan ini untuk memaknai doa kedua ramadhan 1444H/2023M. Doa pada bulan ramadhan merupakan sesuatu yang penting diperhatikan karena tanpa doa seorang hamba tak mampu menjalani kehidupan ini dengan baik.

Kehidupan yang kita harapkan bersama adalah bahagia dan selamat dunia wal akhirat. Doa ini pula sangat dikenal bagi umat Islam dari anak-anak TK sampai orang dewasa. Bahkan doa ini disebut dengan doa sapu jagat, kenapa? Doa "Rabbana 'atina fiddunya khasana, wafilakhirati khasana" karena sesungguhnya umat manusia hanya membutuhkan dua kebahagiaan atau keselamatan yakni dunia maupun di akhirat. Hal tersebut dijiwai dari keyakinan kaum muslimin bahwa kehidupan ini tidak berhenti di dunia saja tapi sampai setelah kematian jasmaniah pun kita akan menjalani kehidupan sampai hari kiamat tiba.

Ketika hari kiamat tiba dengan peniupan sangkakala oleh malaikat Izrail as sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur'an. Setelah peniupan pertama tadi, maka bumi dan langit akan dibenturkan hanya sekali, dan ini digambarkan sebagai huru-hara yang sangat menakutkan dan paling dahsyatnya peristiwa. Semua makhluk terutama manusia akan berusaha sendiri-sendiri untuk menyelamatkan diri, dimana Al Qur'an menggambarkan orang tua tak peduli dengan anaknya dan atau keluarga. Saking hebatnya peristiwa hari kiamat itu, bahkan kaum kafir yang dulunya ia dustakan bahwa hari akhirat itu hanya dongeng saja, saat itu, mereka ingin menebus peristiwa itu dengan anaknya, istrinya, keluarganya, dan hartanya agar peristiwa hari kiamat ditangguhkan oleh Allah SWT. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari pengabaran hari kiamat yang dahsyat dalam Al Qur'an. Orang yang dapat mengambil pelajaran adalah termasuk orang sangat beruntung. Oleh karena itu, doa menjadi senjata yang paling ampuh agar bisa selamat dari ancaman atau kerusakan yang ada di sekitar kita yang tidak diketahui sebagaimana tuntunan doa hari kedua ramadhan 1444H/2023M.

Doa ramadhan tersebut mengandung tiga komponen, yakni (1) permohonan hamba agar didekatkan pada keridhoan Allah SWT, (2) permohonan seorang hamba agar dijauhkan dari kemarahan dan kemurkaan Allah SWT, dan (3) permohonan hamba agar diberikan kekuatan memahami ayat-ayat Allah SWT.

Memohon didekatkan pada keridhoan Allah SWT

Memohon keridhoan Allah SWT menjadi sesuatu yang sangat diidam-idamkan umat manusia. Keridhoan Allah SWT ini merupakan sesuatu yang sangat istimewa yang hanya dapat diraih oleh orang-orang khusus. Keistimewaan dari hamba pilihan Allah SWT bukan diperoleh dengan hanya berdoa saja tapi dari doa ini memberikan motivasi bahwa ada suatu maqam yang harus diperjuangkan oleh hamba Allah SWT selama hidup di dunia ini. Keridhoan merupakan hak mutlak Allah SWT yang akan diberikan kepada hamba yang beruntung. Upaya untuk meraih keridhoan Allah SWT adalah tidak lain bertaqwa kepada Allah, menaati NabiNya dan Ulil Amri atau bahasa sederhana adalah menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT. Pendapat seorang ulama untuk meraih keridhoan Allah SWT yang sangat simpel dan manjur adalah cari tahu dimana ujian Allah untuk dirimu. Bila Anda ketahui ujian Allah pada diri Anda, maka di pintu itulah keridhoan Allah dapat Anda raih. Menurut ulama tersebut, Allah SWT tidak menguji hambaNya mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, tetapi Allah SWT mengujimu pada tempat-tempat tertentu. Jadi bagi individu yang satu dengan yang lainnya, maka ujiannya berbeda. Sehingga cari tahu dimana ujian Allah SWT untuk Anda. Selain itu, keridhaan Allah SWT dapat diraih hanya dengan satu perbuatan yang dilakukan seorang manusia. Kemudian dengan perbuatan tersebut, seolah-olah Allah SWT malu bila tidak memberi balasan terbaik baginya. Contoh kisah yang paling baik untuk disampaikan dan sudah sering mendengarnya adalah seorang wanita non-muslim yang memberi minum seekor anjing yang kehausan. Allah SWT memberi balasan yang terbaik terhadap wanita tersebut dengan balasan surga. Contoh lainnya, seorang sahabat rahasia Rasulullah SAW yang bernama Wais Karni Ra. Sahabat Rasulullah SAW yakni Wais Karni Ra mendapatkan kedudukan yang tinggi hanya dengan patuh pada ibunya dan sekaligus memelihara ibunya yang sudah tua. Izinkan pada kesempatan ini menyampaikan salah satu riwayat yang sangat menarik dari Wais Karni Ra. Suatu ketika, Wais Karni Ra sangat merindukan Rasulullah SAW, ingin sekali bertemu langsung dengan Nabiyullah SAW. Kerinduan yang tidak tertahan tersebut, akhirnya Wais Karni Ra meminta izin pamit pada ibunya tercinta. Kemudian, ibunya mengizinkan melakukan perjalanan menjumpai Rasulullah SAW dengan syarat, Wais Karni Ra harus tiba kembali di rumahnya sebelum dzuhur. Wais Karni Ra langsung menarik kudanya dan melakukan perjalanan menjumpai Rasulullah SAW. Singkat cerita, Wais Karni Ra tiba di rumah Rasulullah SAW, kemudian mengucapkan salam dan menanyakan apakah Rasulullah SAW ada?. Lalu dijawab bahwa Rasulullah SAW belum pulang berdakwah. Wais Karni Ra mendengar jawaban tersebut langsung minta pamit dan kembali secepatnya untuk menepati janji pada ibunya. Setelah Rasulullah SAW Kembali ke rumahnya, Rasulullah SAW mencium bau harum dan berkata sahabatku telah datang di rumah ini. Riwayat ini hubungannya memohon keridhoan Allah SWT dapat diraih dengan suatu amalan yang kita anggap biasa saja, seperti Wais Karni Ra yang mengabdikan dirinya melayani ibunya yang sudah tua. Wais Karni Ra telah menemukan tempat ujian Allah SWT untuk dirinya. Sehingga dengan amalan itulah, keridhoan Allah SWT dapat diraih oleh seorang sahabat rahasia Rasulullah SAW bernama Wais Karni Ra.

Memohon dijauhkan dari kemarahan dan murka Allah SWT 

Setelah memaknai dari kalimat pertama, maka tibalah pada kalimat kedua yang sebenarnya lawan dari yang pertama. Kalimat pertama memohon didekatkan pada Ridhonya dan kedua ini dijauhkan dari murkaNya. Hakikat dari balasan Allah SWT itu hanya dua, yakni mohon RidhoNya, dan jauhkan dari siksa MurkaNya. Bila manusia melakukan perbuatan baik secara Istiqomah atau lulus dari ujian Allah SWT maka balasannya adalah Ridho Allah SWT, namun perbuatan buruk atau maksiat dari manusia, maka balasannya adalah murkaNya. Jadi hanya dia yang kita temui baik di dunia maupun akhirat kelak. Jadi menurut seorang alim bahwa manusia dihari kemudian akan menemui atau berjumpa Ridhonya atau MurkaNya dalam bahasa Al Qur'an surga atau neraka. Menurut guru kami Ustadz Hasan Abu Ammar (semoga diberikan balasan terbaik disisiNya) karena hari akhirat itu bukan berupa materi seperti di dunia ini maka surga atau neraka bukan berupa tempat, maka perkataan bahwa manusia akan berjumpa dengan Allah SWT, maksudnya bukan berjumpa seperti berjumpanya seseorang dengan orang lain, tapi mungkin bermakna berjumpa disitu adalah berjumpa dengan RidhoNya (surgaNya) atau MurkaNya (nerakaNya)-pendapat ini didasari dari tafsiran kata wailaihil mashir (menjadi) bukan berjalan (masir)- kata mashir dalam ayat tersebut memakai huruf shad, bukan sin- wallahua'lam.

Kalau kita bercermin dalam Alquran bahwa murka Allah SWT ditimpakan kepada umat manusia ini hanya karena tidak patuh kepada NabiNya bahkan Nabi Allah diolok-olok dengan perkataan gila atau tukang sihir. Namun, perlu dipahami bahwa Al Qur'an menceritakan kisah para Nabi As untuk menjadi pelajaran karena sesungguhnya peristiwa semacam itu akan kita temui tapi dengan bentuknya yang lain, tetapi hakikatnya sama. Ketidakpatuhan kita pada Al Qur'an dan pendamping Al Qur'an yang sekarang ini ada di tangan Al Qoim, Imam Zaman As (semoga Allah mempercepat kemunculannya) adalah hakikat yang sama tapi pada orang yang beda. Kalau di zaman para Nabi As, maka wajib bagi uangnya mematuhinya, tetapi sekarang ini wajib patuh pada Imam Zaman As baik belum munculnya apalagi setelah zuhurnya, insya Allah, aamiin-wakilnya ada dua kategori yakni wakil langsung ketika gaib sugra dan bersyarat dalam kegaiban kubra (seorang faqih dari pengikutku/yang mengimaniku/mengikuti ajaran AHLULBAIT as)-. Dari bagian kalimat doa yang penuh hikmat ini dapat dimaknai bahwa dalam kita bermohon maka yang paling diutamakan dulu adalah memohon RidhoNya baru kemudian permohonan dijauhkan dari marah dan murkaNya-marah disini bermakna hukuman-. Hal ini didasari dari perkataan bahwa "RahmatKu lebih luas dari MurkaKu". Allah SWT tidak pernah meninggalkan hambanya apalagi yang beriman, hanya kita saja yang menjauh dariNya. AmpunanNya selalu terbuka lebar, tetapi kita yang selalu mengejar MurkaNya dengan maksiat. Meskipun begitu, Allah SWT selalu merayu hambanya agar secepatnya bertaubat atas segala kesalahan yang kita perbuat dan menjadi orang-orang yang shaleh.

Memohon kekuatan memahami Ayat Allah SWT

Dalam doa ini sungguh pelajaran yang penuh hikmah. Kalimat pertama dan kedua merupakan permohonan untuk kebersihan jiwa dengan bersandar pada Ridho Allah dan menjauhi perbuatan yang mengundang murkaNya. Dari sini dapat dimaknai bahwa untuk mendapatkan bagian yang ketiga adalah ilmu dari Allah SWT maka lakukan bagian pertama dan kedua lebih dahulu. Kondisi pertama dan kedua merupakan kondisi persiapan untuk menerima segala limpahan RahmatNya berupa ilmu. Menurut guru kami Ustadz Hasan Abu Ammar kurang lebih berkata bahwa ilmu itu terbagi atas dua macam yakni ilmu khusuli dan ilmu khuduri. Ilmu khusuli biasa disamakan dengan ilmu gambaran yakni gambaran dari suatu obyek datang dalam akal, misalnya gambaran tentang manusia, bumi, dan sebagainya, ala kulli hal gambaran suatu obyek. Sedangkan ilmu khuduri yakni disamakan dengan ilmu kehadiran yakni obyeknya yang langsung hadir di akal. Konsekwensinya, ilmu khusuli bisa salah karena hanya gambarannya yang datang, sedangkan ilmu khuduri pasti benar karena obyeknya yang langsung hadir. Contoh yang paling dekat dengan kita misalnya lapar. Jika rasa lapar datang maka pasti benar kita lapar, tetapi kalau hanya kita bercerita atau gambarkan bahwa kalau orang lapar itu loyo, pucat dan sebagainya, maka bisa salah karena tidak semua yang pucat, loyo karena lapar-mungkin begitu maksudnya-.wallahu'alam. Jadi bagian ketiga dari doa tersebut, selain mengenalkan dua jenis ilmu tadi, juga ilmu ayat Allah dapat dimaknai pula dengan memahami bahwa ayat Allah itu menurut para 'alim terbagi dua juga yakni ayat kauliah (ayat Allah/Ayat Al Qur'an dan kauniyah (ayat berupa alam ciptaan Allah SWT). Permohonan diberikan kekuatan untuk memahami ayat Allah SWT atau ilmu Allah ini dapat diperoleh dengan suatu proses yang panjang karena membutuhkan persiapan terutama secara bathin alias penyucian jiwa. Tujuannya tidak lain agar qalbun/akal memiliki kesiapan menerimah ilmu Allah baik bersumber dari ayat kauliah maupun kauniyah. Ilmu khuduri itu sesungguhnya ilmu hakikat itu sendiri. Namun ilmu yang paling tinggi dari ilmu khuduri adalah Ilmu ma'rifat pada Allah SWT. Jadi menurut guruku, ilmu ma'rifat adalah sejatinya ilmu dan paling tingginya ilmu. Apa sebabnya? Karena Allah SWT adalah sumber dari segala sumber alias Maha Sempurna. Sehingga semakin tinggi atau luas ilmu ma'rifat maka semakin tinggi atau luas yang diketahuinya. Oleh karena itu, kita semua harus bersemangat memperdalam ilmu ma'rifat tentang Tuhan dengan usaha itu muncul kekuatan yang luar biasa untuk menyelami hakikat ciptaan Allah SWT, wallahu'alam, Insya Allah, aamiin.


Posting : @zarifoji313 #zarifoji

 







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tema-Tema Penting Pada Peringatan Asyura Nasional Tahun 1445 H/2023

Ilmuan Peringatkan Bahaya AI (Artificial Intellegence)

Menyikapi Perkembangan ChatGPT OpenAI