Pendidikan Karakter Dalam Doa Hari 17 Ramadhan 1444H/2023M

  

Bismillah.........

Alhamdulillah, Kita telah sampai pada pertengahan bulan suci ramadhan 1444H, tepatnya hari ke-17 dengan penuh semangat dan tekad yang kuat untuk bisa menyelesaikan puasa ini selama 1 bulan penuh, aamiin. Doa dari sebagian sumber menyatakan bahwa senjata kaum mukminin, dan di sisi lain Allah SWT berfirman, "...berdoalah, pasti Aku kabulkan..." dan ayat lainnya, "...Allah dekat dengan orang berdoa...". Artinya berdoa merupakan sesuatu yang sangat penting dalam menjalin hubungan dengan Allah SWT. Berdoa merupakan suatu kondisi khusus yang dilakukan oleh hamba ciptaan Allah  SWT atas segala sesuatu agar semua itu ada dalam keridhoan Allah SWT. Berdoa juga menunjukkan kehambaan kepada Allah SWT. Baiklah kita mulai dengan memperhatikan doa di atas:

Permohonan ditunjukkan kepada amal shaleh

Bulan yang penuh berkah ini sangat berharap bagi kita semua bahwa amal-amal yang telah dan akan ditunaikan menjadi amal shaleh. Apa itu amal shaleh? Prasyarat sebuah amal dikategorikan dengan amal shaleh adalah (1) Niat hanya karena Allah, (2) Ikhlas atas amal tersebut, dan (3) Menjaga keikhlasan sepanjang masa. Beramal harus diawali dengan niat hanya karena Allah SWT. Niat ini didasari oleh hadits bahwa segala sesuatu tergantung dari niatnya. Jadi ukuran kesalehan amal itu tergantung dengan apa yang diniatkan. Tetapi tidak hanya dengan niat saja, perlu dibarengi dengan rasa keikhlasan atas amal tersebut. Ikhlas bermakna bahwa ridho atas apa yang kita doakan, apakah terkabul atau tidak. Tidak terkabulnya doa bukan berarti Allah tidak menjawab doa tersebut, tetapi terkadang isi dari doa itu dialihkan pada yang lain lebih bermanfaat, atau doa tersebut ditangguhkan sampai hari pembalasan amal dilakukan. Artinya Allah SWT mengabulkan semua doa dari hambanya, sebagaimana makna firman Allah SWT-berdoalah, Aku kabulkan doamu-. Disisi lain, keikhlasan dapat dimaknai lagi bahwa isi dari doa itu harus terus diperjuangkan dan semangat mengejarnya sampai mencapai doa tersebut, tidak boleh berhenti ditengah jalan. Kemudian menjaga rasa ikhlas itu sepanjang masa, ibarat memberi tangan kanan tidak diketahui tangan kiri bahkan dianjurkan melupakan kebaikan itu, karena satu kali saja mengucapkannya bahwa aku pernah membantu si dia atau begini dan begitu, maka amal saat itu langsung terhapus. sehingga dari pandangan ini dapat dipahami bahwa mendapatkan amal shaleh bukan persoalan mudah tapi amat sulit, karena itu butuh doa terhadap segala hal sebagai pengingat agar amal tersebut benar-benar menjadi amal shaleh. Selain permohonan atas amal-amal shaleh, juga doa ini mengarahkan pada diberikannya petunjuk kepada kita semua untuk melakukan amal-amal yang menurut Allah adalah amal-amal yang shaleh, mungkin seperti membaca Al Qur'an, shalat qiyamul lail dan banyak lagi ibadah yang berpotensi menjadi amal-amal yang shaleh. Petunjuk ini sangat penting karena sejatinya manusia tidak memiliki pengetahuan mana-mana amal yang menurut Allah SWT adalah amal yang shaleh karena itu kita bermohon agar ditunjukkan jalan kepada amal-amal shaleh. Amal shaleh adalah amal yang terbaik yang Allah SWT janjikan bila seorang hamba melakukan suatu ibadah yang niatnya hanya karena Allah SWT, ikhlas atas doanya, dan menjaga secara terus menerus niatnya.

Permohonan diberikan segala keperluan dan cita-cita

Setelah permohonan atas amal shaleh, maka lanjut dengan memohon disampaikannya kita pada segala keperluan dan cita-cita kita. Kalau kita mencermati isi doa ini, maka kita mendapatkan pelajaran bahwa kedua isi doa tersebut merupakan permohonan yang berorientasi ke masa depan dan masa kini. Bagian pertama lebih menekankan pada pembalasan hari akhir yakni amal-amal saleh, artinya kepentingan hari akhir, dan yang kedua adalah kepentingan di masa kini atau kepentingan di kehidupan dunia, bahwa kita semua mempunyai cita-cita/harapan/kebutuhan sebagai pertanda diri kita adalah manusia. Kita selalu menginginkan semua cita-cita atau segala keperluan dapat terpenuhi, tetapi itu sesuatu yang mustahil karena satu cita-cita atau keperluan akan memiliki cabang-cabang, dan setiap cabang akan bercabang lagi atau memperbanyak diri. artinya, cita-cita atau keperluan itu akan berakhir saat menjelang kematian. Salah satu sifat manusia adalah berkeluh kesah, gembira ketika terlepas dari musibah, dan sedih ketika mendapatkan ujian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tema-Tema Penting Pada Peringatan Asyura Nasional Tahun 1445 H/2023

Ilmuan Peringatkan Bahaya AI (Artificial Intellegence)

Menyikapi Perkembangan ChatGPT OpenAI