Madrasah Reform: Persiapan Mengikuti Kegiatan Pelatihan KKM Di Matsaneba THN. 2022

Madrasah Reform melaksanakan Pelatihan tingkat KKM Madrasah Tsanawiyah se Kota Ambon merupakan hal yang sangat bermanfaat untuk dilakukan. Salah satu manfaat adalah memperkuat tugas dan tanggung jawab sebagai Kepala Madrasah. Tugas dan tanggung jawab merupakan manifestasi dari kompetensi kepala madrasah. Kompetensi kepala madrasah terdiri dari kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, sosial, profesionalisme, dan pedagogi. Artinya yang berbeda dari kompetensi guru hanya pada kompetensi kewirausahaan dan manajerial. Hal ini menunjukkan bahwa seorang kepala madrasah adalah tenaga fungsional dengan tugas tambahan sebagai manajer dan wirausaha.

Salah satu tugas yang paling menarik dari seorang kepala madrasah adalah melakukan supervisi. Secara ringkas dapat diartikan bahwa supervisi merupakan serangkaian kegiatan untuk membantu guru atas permasalahan yang mereka hadapi agar tujuan diharapkan bisa tercapai. Kegiatan supervisi dari siapapun tidak lain membantu guru bukan "mencari-cari kesalahan". Ada dua kata kunci yang harus dicatat yakni kata "membantu" dan "bukan menguliti kesalahan' guru dan ini hendaknya menjadi pegangan bersama agar kegiatan supervisi tidak bias. Akhirnya, kepala madrasah adalah seorang yang menjadi nakhoda di satuan pendidikan yang tidak bisa bekerja sendiri tetapi sangat membutuhkan partisipasi aktif dari semua stakeholder pendidikan yang ada pada satuan pendidikan. Kolaborasi menjadi keyword dalam pengelolaan madrasah menuju pendidikan yang bermutu.

Istilah kolaborasi memiliki makna lain dari kata “gotong royong” yang merupakan salah satu nilai lelulur bangsa yang “mungkin” tidak ada pada bahasa melayu lain, kata ini merpakan kata “asli” bangsa Indonesia yang harus dibumikan kepada khalayak masyarakat dunia. Kemudian munculllah kata “kolaborasi” yang memiliki makna yang sama dengan kata “gotong royong”. Walaupun kata “gotong royong” tidak dipahami oleh banyak bangsa di dunia tetapi kita sebagai bangsa yang beretika tidak layak lebih mengenal istilah asing disbanding dengan bahasa sendiri. 

Makna kolaborasi memiliki beberapa kata-kata kunci bahwa didalamnya ada suatu pola atau bentuk hubungan yang dilakukan antar personal atau kelompok/organisasi yang bertujuan adanya saling berbagi, berpartisipasi secara maksimal, adanya saling bersepakat satu kata dengan perbuatan untuk melakukan tindakan secara bersama-sama dengan cara berbagi informasi dan segala sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing individua atau kelompok.

Pola atau Bentuk Kolaborasi

Pola atau bentuk kolaborasi merupakan tindakan yang terencana dari berbagai pihak untuk saling bekerja sama dalam menyelesaikan suatu masalah dengan tujuan dapat mencari solusi yang terbaik kepada masing-masing pihak. Individu dengan personal lain menjalin hubungan yang erat yang tidak diikat dengan suatu perjanjian tertentu dan bukan juga hubungan “saling menguntungkan” tetapi lebih diarahkan pada kerja sama yang sifatnya partisipatif. Dalam sikap partisipatif tentu tidak ada pemaksaan dalam menjalin hubungan atau kerja sama, namun diikat dengan saling memahami dan menghormati dalam mencari solusi yang terbaik terhadap permasalahan yang dihadapi masing-masing pihak. Jadi pola kolaborasi adalah sifatnya partisipatif tanpa ada pemaksaan kehendak dalam memberikan saran atau gagasan dan bertindak.

Saling berbagi

Sebgai insan manusia yang menurut pandangan sosiologis merupakan makhluk sosial dan bermasyarakat dan sangat sesuai dengan sejatinya manusia itu sangat memerlukan pertolongan atau bantuan orang lain. Jadi sifat alaminya manusia adalah butuh bantuan orang lain karena banyak kebtuhan mereka tidak bisa terpenuhi sendiri, makanya betul juga pandangan orang biologi bahwa manusia bukanlah produsen tetapi konsumen. Sebagai bio yang konsumen maka tentu tidak memiliki kemampuan sendiri untuk memproduksi kebutuhannya yang paling hakiki yakni makan, minum, dan kebutuhan primer lainnya. 

Saling berbagi merupakan sifat alami manusia yang harus terus dipelihara pada setiap individu dalam menjalani kehidupan yang semakin kompleks. Saling memahami dan menghormati antara satau dengan lain sangat dibutuhkan untuk saling memberikan penguatan dalam kesuksesan dan kebagaiaan pada hidup yang hanya sementara. Salinng berbagi jangan hanya dilihat pada aspek “materi” tetapi saling menasehati dalam kebaikan itu jauh lebih dibutuhkan manusia dari pada yang lain, karena itu menyangkut kebutuhan primer juga tetapi sifatnya ruhaniah. Oleh karena itu, sumbangan gagasan atau saran dan masukan sangat dibutuhkan oleh setiap individu untuk melakukan perbaikan demi perbaikan dalam mendekati tingkat yang sempurna. Pertukaran informasi ataupun data yang sifatnya umum hendaknya lebih diperkuat lagi dalam upaya mewujudkan literasi data. Melek data pada suatu lembaga merupakan suatu keniscayaan karena data menjadi dasar atau dalil yang kuat dalam merumuskan suatu keputusan, kebijakan dan tindakan yang tepat. Tanpa dukungan data yang benar dan valid maka dapat dipastikan keputusan yang akan diambil akan jauh dari tujuannya yakni kemaslahatan bersama.

Berpartisipasi yang maksimal

Setiap individu akan berpartisipasi dengan baik apabila tidak ada pemaksaan pada suatu ajakan atau kegiatan. Dasar munculnya sikap partisipatif adalah adanya saling memahami dan menghormati antara satu dengan yang lain. Tanpa sikap tersebut maka partisipatif suatu kaum hanya “lipstick” semata. Dalam dirinya hanya berkata “yang penting” ikut dalam suatu kebersamaan, tetapi hanya sifatnya “semu”. Sementara yang dibutuhkan adalah partispasi yang maksimal agar hasil dari kegiatan yang dilaksanakan dapat maksimal juga. Kita membangun sikap partisipatif ini membutuhkan mental yang kuat karena ingin menciptakan kepercayaan bersama.  Keith Devis (wikipedia.com) mengatakan bahwa partisipasi merupakan keterlibatan mental dan emosi dari seseorang dalam mencapai tujuan dan bertanggung dengan baik pada pencapaian tujuan tersebut.  Kesimpulan dari pendapat tersebut bahwa dalam partisipasi itu diperlukan keterlibatan individu baik mental dan emosi sekaligus bertanggung dalam proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Saling bersepakat

Kesepakatan terbangun dari adanya satu persepsi yang sama terhadap suatu tindakan yang akan diambil dengan mengecualikan sebab-sebabnya. Terkadang kesepakatan telah disetujui bersama di awal tetapi berubah dalam perjalanan. Kesepakatan seperti ini sebenarnya bukan kesepakatan tetapi “kesepakatan yang main-main” dan kedaan seperti ini yang banyak menghantui sikap sesorang sehingga meruntuhkan kepercayaan terhadap indivdu atau kelompok. Kesepakatan yang dimaksudkan dalam aspek madrasah adalah saling bersepakat dalam mewujudkan madrasah yang bermutu dengan mengharapkan perhatian yang utuh baik pihak pemerintah dan stakeholders Pendidikan lainnya. Madrasah bermutu merupakan tanggung jawab bersama dalam mewujudkan tujuan bernegara yakni mencerdaskan kehiduoan bangsa.

Madrasah reform merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam upaya peningkatan kompetensi kepala madrasah, pengawas, dan guru dalam mencerdaskan peserta didik. Pendidikan mengalami perubahan yang sangat cepat akibat dari perkembangan ilmu pengrtahuan dan teknologi. Dulu, kepala madrasah, pengawas, dan guru hanya bisa mengikuti diklat pengembangan kompetensi di balai-balai diklat tetapi era sekarang sangat banyak tersedia kegiatan mandiri secara online untuk peningkatan kapabilitas sumber daya manusia.

Sumber daya manusia menjadi kapital yang sangat dibutuhkan dalam memabangun suatu bangsa. Bangsa yang maju sudah pasti memiliki SDM yang handal dalam bidang masing-masing. Karya yang hebat tentu pasti lahir dari manusia yang kompeten dimana saat ini semua negara berlomba dalam penguasaan teknologi pada semua bidang. Semoga “INDONESIA EMAS 2045” benar-benar Indonesia menjadi salah satu negara maju terkuat di dunia pada semua bidang, Insya Allah….Aamiin.

Diposting: @zarifOji313  #ZarifOji


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tema-Tema Penting Pada Peringatan Asyura Nasional Tahun 1445 H/2023

Ilmuan Peringatkan Bahaya AI (Artificial Intellegence)

Menyikapi Perkembangan ChatGPT OpenAI